Jalan Si Penghancur Gardan Truk di Sragen Akhirnya Bakal Mulus, Pakai Uang Pusat Rp 99 M

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Rekonstruksi Jalan Solo-Purwodadi yang berada di wilayah Kabupaten Sragen akan dimulai pada Senin (16/1/2023) mendatang. 

Jalan Solo-Purwodadi selama ini memang dikeluhkan warga sekitar karena kondisinya yang rusak parah selama bertahun-tahun.

Kondisinya tak hanya bergelombang saja, melainkan juga berlubang cukup besar. 

Bahkan, di Kecamatan Sumberlawang, aspal jalan tersebut sudah hilang hanya menyisakan tanah, yang membuat debu pekat berterbangan kemana-mana ketika dilewati kendaraan. 

Beberapa kali memang dilakukan perawatan jalan berupa penambalan aspal, namun hal itu seakan sia-sia, dimana setelah diguyur hujan, jalan akan kembali rusak.

Kondisi jalan yang rusak parah tersebut, membuat sopir truk, bus, maupun kendaraan pribadi yang melintas sering dibuat pusing. 

Karena selalu ada bagian kendaraan, seperti gardan dan bagian lainnya yang rusak gara-gara melintas di jalan tersebut. 

Namun, para pengguna Jalan Solo-Purwodadi kini bisa sedikit bernafas lega, karena jalan tersebut akan segera direkonstruksi dan bakal kembali mulus. 

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.5 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 3 Provinsi Jawa Tengah, Emy Eko Setyowati mengatakan rekonstruksi Jalan Solo-Purwodadi di Kabupaten Sragen dilakukan sepanjang 4,93 kilometer.

Baca juga: Nasib Pilu Pengendara Sepeda Motor di Sragen : Hindari Jalan Rusak Malah Jadi Korban Tabrak Lari

"Kalau penanganan kita secara global sepanjang 8,5 km terbagi di 4 segmen wilayah, yakni di ruas jalan nasional lingkar utara timur dan lingkar utara barat Sragen sepanjang 3,17 km," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (13/1/2023). 

"Kemudian ruas Jalan Provinsi Surakarta-Gemolong-Geyer sepanjang 4,93 km, dan di Geyer-Purwodadi sepanjang 400 meter," imbuhnya. 

Meski begitu, tidak semua ruas di jalan tersebut akan direkonstruksi sepenuhnya. 

Melainkan hanya beberapa titik-titik yang kerusakannya dianggap sudah parah. 

"Jadi yang dikerjakan spot-spot prioritas karena keterbatasan alokasi dana APBN, jadi kita tidak bisa melayani keseluruhan kerusakan yang ada di ruas-ruas provinsi, jadi hanya spot-spot saja," terangnya.