Berita Solo Terbaru
2 Pekan Lebih Belum Ada Ketua Golkar Solo Definitif : Tak Mau Gegabah, Demi Kontestasi 2024
Sudah lebih dari dua pekan posisi Ketua DPD II Partai Golkar Solo dijalankan pelaksanaan tugas (Plt) dalam diri Juliyatmono.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sudah lebih dari dua pekan posisi Ketua DPD II Partai Golkar Solo dijalankan pelaksanaan tugas (Plt) dalam diri Juliyatmono.
Hal itu bisa terjadi karena Kus Rahardjo diberhentikan dengan hormat dari posisi tersebut pertengahan Februari 2023.
Sosok pengganti Kus sejauh ini belum diumumkan.
Sinyal-sinyal Golkar segera melaksanakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) belum ada hilal.
"Sampai sekarang belum ada perintah pelaksanaannya," terang Sekretaris DPD II Golkar Kota Solo, Taufiqurrahman, Jumat (10/3/2023).
"Plt Juliyatmono belum memberi sinyal kapan (Musdalub akan dilangsungkan), saya prediksi tidak sampai hari raya (puasa)," tambahnya.
Adapun prakiraan awal puasa akan jatuh pada 22 Maret 2023 mendatang.
Para kader Golkar, khususnya DPD Solo pun berharap sebelum puasa, sosok ketua sudah ada kepastian.
Kendati demikian, Taufiqurrahman memahami kondisi yang terjadi di internal Golkar saat ini.
Baca juga: Jawaban Sekar Krisnauli Soal Namanya Masuk Kandidat Ketua DPD II Golkar Kota Solo: Siap, Mohon Doa
Baca juga: Golkar Solo Cari Ketua, Kriterianya Versi Juliyatmono: Komunikasi Bagus, Layak Jadi Wali Kota
Golkar tidak ingin terburu-buru dalam menentukan Ketua di DPD II Kota Solo.
Ada hitung-hitungan politik menjelang perhelatan kontestasi Pilpres hingga Pilkada 2024.
"Tidak gegabah mempersiapkan calon ketua, sosoknya harus benar-benar mumpuni untuk 2024," kata dia.
"Ketua bagi partai politik, terutama Golkar, sangat dominan, bagaimana pun mereka yang jadi orang tua kita, pemikir kita, sumber dari segala sumber walaupun kolegial," tambahnya.
Taufiqurrahman mengatakan ada kemungkinan kandidat Ketua DPD II Partai Golkar Kota Solo merupakan calon tunggal.
"Bisa saja, Golkar selama ini, bagaimana musda bisa satu calon saja," kata dia.
"Sebelum musda, kita sudah deal-dealan politik, kompromi politik juga sudah ada," jelasnya.
"Tapi juga tidak menutup kemungkinan muncul dua, tiga, atau empat calon ketua," tambahnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.