Pemilu 2024
Prabowo-Ganjar Sukar Terwujud? PDIP & Gerindra Ajukan Capres Sendiri, Keputusan Ketum Jadi Penentu
PDI Perjuangan (PDIP) tidak ingin kadernya hanya sekedar sebagai calon wakil presiden (cawapres) saat Pilpres 2024.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Realisasi wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 mungkin akan benar-benar menguras tenaga.
Terkhusus untuk partai yang menaungi mereka.
Prabowo saat berada di Partai Gerindra dan memiliki tanggung jawab sebagai Ketua Umum.
Adapun Ganjar saat ini masih terdaftar sebagai salah seorang kader PDI Perjuangan (PDIP).
Kedua partai politik tersebut tentu memiliki sudut pandang sendiri terhadap itu.
Salah satunya Gerindra, terkhusus yang ada di tingkat Kota Solo.
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solo, Ardianto Kuswinarno menuturkan posisi Prabowo sebagai calon presiden (capres) tidak bisa ditawar lagi.
Ditambah, Prabowo sudah mendapat dukungan dari Gerindra dan PKB, di mana itu sudah cukup untuk memenuhi ambang batas presidential threshold.
"Kami sudah capres, karena sudah kita deklarasi jauh jauh hari, bahwa Prabowo capres," ucap Ardianto kepada TribunSolo.com, Minggu (19/3/2023).
Saat ditanya apakah ada peluang Prabowo menjadi cawapres, Ardianto menyampaikan itu semua menjadi keputusan ketua umum.
"Itu tergantung bapak. Semua keputusan ada di tangan pak Prabowo," tutur dia.
Baca juga: Wacana Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024, Gerindra Solo : Kalau Nanti Duet, Kita Akan All Out
Baca juga: FX Rudy Sebut Duet Prabowo-Ganjar Mustahil Terealisasi di Pilpres 2024 : Capres Harus dari PDIP
Di sisi PDI Perjuangan (PDIP), mereka tidak ingin kadernya hanya sekedar sebagai calon wakil presiden (cawapres) saat Pilpres 2024.
Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menyampaikan itu sesuai dengan apa yang disepakati saat peringatan HUT partai beberapa waktu lalu.
Terlebih, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri disebut-sebut telah mengantongi sosok yang akan dilakukan menjadi capres.
"Yo ndak mungkin. PDIP sudah menyampaikan pada HUT. Calon presiden dari kader partai. Bukan wapres," katanya.
Dikutip dari Kompas.com, Hasil survei Litbang Kompas menyebut, jika Ganjar dan Prabowo dipasangkan, keduanya mampu menguasai suara sebagian pemilih.
Itu tidak lepas dari dua sosok tersebut memiliki pemilih loyalis masing-masing.
Barisan pemilih loyal Ganjar berada di kisaran angka 13,9 sampai 18,2 persen.
Sementara, pemilih mengambang atau swing voter Gubernur Jawa Tengah itu sebesar 11,4 sampai 18,8 persen.
Prabowo sendiri juga diperkirakan punya pemilih loyal yang berada di kisaran 9,4 sampai 10,6 persen.
Dengan pemilih mengambang Ketua Umum Partai Gerindra itu sebanyak 8,7 sampai 15,0 persen.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.