Klaten Bersinar
Razia di Klaten Jelang Ramadhan : Tim Gabungan Amankan Dua PGOT, Tapi Ada yang Kabur Terbirit-birit
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zhafan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Petugas gabungan dari Pemkab Klaten menggelar razia penyakit masyarakat (pekat) menjelang Ramadan.
Mereka berasal dari Satpol PP dan Damkar, Dinsos, Disperidag dan Dinasporapar Klaten.
Kabid Penegakan Perda Satpol PP dan Damkar Klaten, Bambang Saptono mengatakan operasi dilakukan adanya aduan hotel melati dipakai untuk prostitusi, PGOT, dan juga miras.
Tetapi setelah melakukan pengecekan, didapati belasan penginapan hotel melati sepanjang Wonosari hingga Prambanan tidak didapati pengunjung.
"Ada dua pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT), serta 1 penjual miras," ujar Bambang kepada TribunSolo.com, Selasa (21/3/2023).
Sementara sebuah penjual miras di wilayah Klaten tengah juga tidak luput dari pengecekan tim gabungan.
"Setelah kami cek penjual miras memiliki izin edar dari Online Single Submission (OSS) dan kementrian perdagangan," ungkap Bambang.
Untuk di penginapan hotel melati, tim gabungan hanya menemukan beberapa pakaian, sepatu, dan alat kontrasepsi.
"Setelah kita cek di buku tamu, kebanyakan pengunjung ada di jam pagi hingga siang, kurang lebih ada 8 sampai 10 pasangan yang terdata di buku," ucapnya.
Pihak Satpol PP dan Damkar Kabupaten Klaten juga rencananya akan menggelar secara masif penindakan selama bulan Ramadhan.
Baca juga: Lagi dan Lagi, Polisi di Wonogiri Panen Motor Berknalpot Brong saat Razia, Ada Puluhan Unit Diangkut
Baca juga: Malam Minggu di Wonogiri, Puluhan Kendaraan Terjaring Razia: Kebanyakan Gegara Pakai Knalpot Brong
Sebanyak 30 personil yang terlibat dalam operasi pekat dibagi dua tim.
Sementara 2 PGOT diamankan dari 2 lokasi yang berbeda, 1 diantaranya merupakan ibu yang membawa anak.
Sudah Ditarget
Sub Kordinator Bidang Penegakan Perda Satpol PP dan Damkar Klaten, Sulamto menyebut kalau pengemis ibu dan anak merupakan salah satu target operasi.
"Dia sudah jadi target, sering kami dapat laporan. Tapi saat mau ditindak selalu tidak ditemukan di lokasi," ungkap Sulamto.
SR (49) seorang ibu asal Delanggu yang kini menetap di sebuah kos di daerah Grenjeng Lor, Purwomartani, Sleman, ia diamankan di Jalan Jogja-Solo.
"Dia pekerjaan utamanya tukang pijat, tapi kalau sedang sepi panggilan dia sering mengemis di jalan bersama anaknya," jelasnya.
Anak SR sendiri ialah XX (6) ia menderita tuna rungu dan belum bersekolah.
Dari keterangannya, ia sedang kekurangan ekonomi karena menanggung utang di RS anaknya yang melahirkan karena tak dapat BPJS dan KIS.
Baca juga: Daftar Lokasi Razia Motor Knalpot Brong di Karanganyar : Jembatan Jokowi hingga Waduk Lalung
Baca juga: Dinsos Karanganyar Kasih Bantuan Pangan ke PGOT hingga Lansia, Dapat Beras - Telur Ayam
"Kurang lebih Rp 5 juta biaya yang ditanggung, per bulannya cicil Rp 200-300 ribu," kata Lamto.
Sementara PGOT satunya diamankan di depan Masjid Agung Al-Aqsha adalah RB (28).
"Yang di Al Aqsha itu pemain angklung yang biasa mangkal di perempatan Sangkal Putung, kebetulan ia kehabisan uang lalu pinjam kencrung ke teman dan dipakai mengamen," kata Sulamto.
Saat ini para PGOT diserahkan ke rumah singgah untuk didata dan di assessment .
"Saat ini dibawa untuk di assessment di sana dan dibina," pungkasnya. (*)