Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Produsen AMDK di Klaten Didemo Warga, Tuntut Libatkan Masyarakat Lokal

AGMA melakukan aksi demo untuk menuntut PT TIV untuk mau melibatkan masyarakat lokal terutama yang berada di dalam ring satu terdampak.

|
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
ISTIMEWA
Demo di pabrik Aqua yang berada di Jalan Cokro-Delanggu, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten tak hanya pada Jumat (17/3/2023). Mereka yang tergabung dalam AMGA menyampaikan sejumlah tuntutan. 

TRIBUNSOLO.COM - Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) menyampaikan sejumlah tuntutan ketika aksi demo di pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) market leader di Jalan Cokro Delanggu, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jumat (17/3/2023).

Terdapat beberapa tuntutan yang dilontarkan oleh AMGA kepada PT Tirta Investama (TIV) selaku produsen Danone Aqua, pemimpin pasar AMDK yang sudah beroperasi puluhan tahun di Klaten.

Poin yang dituntut diantaranya penegakan hukum mengenai infrastruktur jalan umum, keterbukaan mengenai dokumen sumur kedua sumber air Danone Aqua, dan ketiga adanya dugaan monopoli usaha rangkaian produksi Danone Aqua di Klaten.

Ketua AMGA Mukti Wibowo menuding beroperasinya Danone Aqua tidak memberi kesempatan berusaha kepada putra daerah dan kehadirannya tidak memberikan dampak kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pabrik.

“Investasi harus menyejahterakan masyarakat, terutama yang berada dalam ring satu terdampak. Salah satu caranya dengan melibatkan pengusaha-pengusaha lokal sebagai mitra,” ucap Mukti Wibowo, dikutip dari keterangan persnya, Senin (27/3/2023).

Masyarakat lokal lebih dilibatkan

Mukti Wibowo mengatakan, secara faktual daya tahan perekonomian masyarakat di ring satu terdampak pabrik air minum Danone Aqua ini terus mengalami penurunan. Ia menduga, seluruh rantai pasok beroperasinya TIV dimonopoli oleh Danone Aqua dan jaringannya sejak lama tanpa memberi kesempatan kepada pengusaha lokal.

“Pengusaha-pengusaha lokal tidak diberi peran, hanya dijadikan sebagai penonton saja,” tegas Mukti.

Selain itu, AMGA juga mendesak kepada perusahaan untuk melibatkan setidaknya 90 persen pekerjaan dijalankan oleh masyarakat lokal.

“AMGA kembali menuntut 90 persen pekerjaan di dalam TIV untuk bisa melibatkan masyarakat lokal,” ujar Mukti.

Pada akhir pernyataannya, AMGA juga menegaskan jika tuntutan-tuntutan yang disuarakan tidak dilaksanakan, maka sebaiknya pabrik AMDK tersebut di Klaten ditutup saja.

Aksi demonstrasi di depan pabrik AMDK di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jumat (17/3/2023) ini sendiri merupakan aksi kali ketiga dilakukan masyarakat lokal.

Kurang lebih, menurut Mukti yang juga Ketua Koordinator AMGA, demo ketiga ini kurang lebih dihadiri 300 massa yang terdiri dari petani, aktivis jalan, korban monopoli usaha, supir serta pengusaha.

Respon PT TIV terkait tuntutan AMGA

Merespon tuntutan-tuntutan yang datang dari masyarakat, PT Tirta Investama (PT TIV) memberikan penjelasan secara langsung. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved