Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Duka

Pak Mul Pendiri Wedangan Hick Gaul Karanganyar Meninggal : Dari Warung HIK Bisa Umrohkan Karyawan

Sejumlah pegawai telah diberangkatkan umroh oleh pemilik kuliner Wedangan Hick Gaul Pak Mul itu semasa hidup

|
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Mulyanto alias Pak Mul, pendiri wedangan legendaris di Karanganyar, yakni Hick Gaul, meninggal dunia Minggu (2/4/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Hanya berjualan di warung hik atau wedangan, siapa sangka Lasno Agung Mulyono bisa mengumrohkan karyawannya.

Ya, pria yang kerap disapa Pak Mul itu ternyata memiliki program tetap yang diperuntukkan bagi karyawannya.

Mereka bakal diberangkatkan umroh oleh pemilik kuliner Wedangan Hick Gaul Pak Mul yang telah meninggal pada usia 56 tahun itu.

"Almarhum mempunyai program memberangkatkan umroh ke pegawainya, termasuk saya yang sudah diberangkatkan beliau," kata, adik ipar almarhum Supri (44), kepada TribunSolo.com, Minggu (2/4/2023).

Perjuangannya untuk sampai titik saat ini tidaklah mudah.

Awalnya Pak Mul disebut Supri pernah bekerja sebagai petugas biro teknik listrik (BTL) hingga menjadi TKI di Malaysia.

Hingga akhirnya, almarhum memutuskan untuk berjualan hik hingga saat ini.

Almarhum dikenal sebagai sosok yang religius dan baik dengan pegawainya.

"Dulu di sana belakang masih sawah, masih di atas trotoar, berangkat dari nol, awalnya seperti nasi bandeng, nasi oseng," ucap Supri.

Baca juga: Pak Mul, Sang Pendiri Wedangan Hick Gaul Karanganyar Meninggal Dunia, Rumah Duka Dibanjiri Pelayat

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemilik Wedangan Hick Gaul Pak Mul Meninggal, Dunia Kuliner Karanganyar Berduka

Supri bercerita almarhum pada awalnya tinggal di rumahnya yang jaraknya 1 kilometer dari rumah saat ini.

Hingga pada tahun 2007, almarhum dan keluarganya pindah bersama dengan lapaknya yang tak jauh dari warung lamanya.

Kepergian Lasno Agung Mulyono memang menimbulkan duka yang mendalam bagi keluarga.

Sosok almarhum dikenal seseorang yang mau belajar dan menerima kritik saran.

Anak kedua almarhum, Arga Baskara (35), mengenang almarhum sebagai panutan.

"Ayah menjadi panutan kami, sosok yang pekerja keras," kata Arga.

Arga mengatakan ayahnya mulai berkecimpung di dunia kuliner sejak tahun 2002.

Saat itu, almarhum ayahnya berjualan di atas trotoar, tepatnya di Simpang Lima Bejen.

"Kemudian, pada tahun 2007, ayah saya pindah di sini hingga sekarang," kata Arga.

Almarhum dikenangnya sebagai sosok yang terbuka atas kritik dan saran.

Selain itu, almarhum merupakan sosok yang sabar dan peduli dengan keluarga hingga pegawainya.

"Bapak, sangat open menerima kritik dan saran dari pelanggan, kami sangat kehilangan, almarhum meninggalkan ibu, tiga anak dan dua cucu," ungkap Arga.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved