Klaten Bersinar

Antisipasi Kekeringan, BPBD Klaten Siapkan Ratusan Tangki Air Bersih untuk Warga Terdampak

Tribunsolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten siapkan ratusan tangki air bersih untuk suplai kebutuhan sehari-hari.

Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi karena saat ini sudah mulai masuk musim kemarau.

"Untuk persiapan musim kemarau ini seperti tahun kemarin kita siapkan hampir 300 tangki (5 ribu liter) air," ujar Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto pada saat ditemui di Pemkab Klaten, Sabtu (27/5/2023).

Baca juga: Pemkab Klaten Bakal Gelar Deklarasi Damai, Jaga Kondusifitas Jelang Pilkades Serentak 2023

Jumlah yang telah disiapkan tersebut tak jauh berbeda dengan alokasi bantuan air bersih yang dilakukan tahun lalu.

Berkaca dari tahun lalu, terdapat beberapa kecamatan yang menjadi titik droping air bersih.

Namun dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Bayat yang paling terdampak.

"Kalau untuk desa, di Kecamatan Kemalang paling banyak. Jumlahnya sekitar 20 desa (di Kecamatan Kemalang dan Bayat) yang memerlukan droping air bersih,"

"Namun tidak semua desa di Kemalang meminta droping air bersih, cuma beberapa saja," tegasnya.

Lebih lanjut, Sekertaris BPBD itu mengungkapkan jika ada beberapa desa di dua kecamatan lainnya meminta bantuan air bersih.

Seperti yang terjadi di Kecamatan Jatinom dan Karangnongko.

Terkait permintaan air bersih lantaran saat ini sudah memasuki musim kemarau.

Hingga saat ini dirinya belum mendapatkan laporan terkait permintaan tersebut.

Baca juga: Pesan Bupati Sri Mulyani untuk Penerima BKK Klaten: Manfaatkan dengan Baik

"Ini belum ada permintaan, berarti di masyarakat masih mandali,"

"Tapi mungkin bulan Agustus mulai ada permintaan," jelasnya.

Nantinya jika terjadi droping air yang dilakukan BPBD, Nur mengatakan jika air bersih tersebut akan diletakkan di tempat fasilitas umum.

"Jadi dalam satu RT yang membutuhkan air bisa langsung datang ke balai desa, masjid (atau tempat penampungan desa)," pungkasnya. (*/adv)