Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Di Hadapan Emak-emak, Puan Sarankan Istilah Imunisasi Polio Dipakai Lagi, Dapat Jempol Menkes Budi

Puan Maharani mengatakan penyebutan Imunisasi Polio lebih membuat masyarakat percaya.

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Puan Maharani saat mengecek pencanangan imunisasi polio di Kabupaten klaten. 

Menkes Budi menjelaskan jika imunisasi tersebut merupakan vaksinasi tambahan untuk melengkapi imunisasi polio yang sudah diterapkan di Indonesia.

Sedangkan Imunisasi polio dosis kedua untuk memberikan perlindungan optimal terhadap virus polio yang bermutasi.

Menurutnya gerakan ini sebagai akselerasi imunisasi untuk pencegahan virus polio pada anak-anak.

Dengan adanya vaksinasi IPV2 ini, anak-anak usia di bawah 9 bulan akan mendapatkan imunisasi polio sebanyak 2 kali melalui injeksi atau suntikan dan 4 kali melalui oral imunisasi polio tetes (bOPV).

Baca juga: Puan Keliling Solo Raya, Setelah Klaten, Ketua DPR RI Cek Pencanangan Vaksin Polio di Sukoharjo 

Baca juga: BREAKING NEWS: Gibran-Puan Bertemu di Rumdin Bupati Klaten Sri Mulyani, Ada Ganjar Pranowo

Ia mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya, imunisasi tersebut sempat terhenti lantaran pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

"Bapak-ibu, sebenarnya Indonesia sudah eliminasi polio sejak tahun 2014. "

"Karena adanya pandemi Covid-19, vaksinasi di seluruh dunia disibukkan dengan imunisasi Covid-19, sehingga terjadi mutasi virus polio."

"Sehingga memicu outbreak polio, bukan hanya di Indonesia, namun juga dunia," paparnya.

Untuk itu, langkah ini dilakukan untuk akselerasi pencegahan virus polio pada anak-anak.

Imunisasi IPV2 ini dinilai dapat mencegah penyebaran varian baru virus polio.

Imunisasi polio adalah imunisasi rutin yang diberikan pada anak-anak sudah sejak lama menjadi program nasional dan gratis diberikannya.

Selanjutnya, Budi menegaskan bahwa perlunya kesadaran sosial dari masyarakat untuk mendukung gerakan ini.

"Karena polio bersifat menular, maka pelaksanaan imunisasi harus dilakukan secara luas, minimal 90 persen dalam komunitas masyarakat," katanya.

Terpilihnya Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Klaten sebagai lokasi pencanangan lantaran jumlah penduduk yang besar dalam skala nasional.

Khususnya di Kabupaten Klaten dengan jumlah penduduk terbanyak se-Soloraya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved