Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Kisah Sedih SD Tumenggungan Solo: Pemukiman Habis Jadi Pertokoan, Tahun ini Hanya Dapat 1 Siswa Baru

SDN Tumenggungan hanya memiliki satu siswa. Itu ternyata karena berbagai faktor seperti lingkungan yang minim anak usia sd dan persaingan swasta.

|
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Suasana di SD N Tumenggungan. Berkurangnya murid menjadi kesulitan juga dalam mengelola bos. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pernah dengan kisah viral sekolah TK di Jepang yang hanya punya murid 2 orang?

Tak usah jauh-jauh, kondisi menyedihkan sekolah tak punya siswa itu ternyata juga menimpa sebuah sekolah negeri di Kota Solo.

Malah lebih miris, karena hanya kebagian satu siswa saja di PPDB 2023 ini!

Jangan bayangkan sekolah ini lokasinya nyelempit di pinggiran kota nan kumuh.

Lokasi sekolah ini di jalan besar pusat Kota Solo, yang tiap hari ramai lalu lalang kendaraan bermotor.

Sekolah itu adalah SDN Tumenggungan Surakarta, yang beralamat di Jalan Ronggowarsito, Kota Solo, atau hanya berjarak beberapa meter saja dari pusat perbelanjaan Mal Paragon.

Anda tak salah baca, ya SDN Tumenggungan hanya kebagian satu siswa saja tahun ini.

Kepala SDN Tumenggungan Leliy Maria menduga, ada banyak faktor yang mempengaruhi sepinya siswa ini. 

Salah satunya karena minimnya pemukiman di sekitar sekolah. 

"Posisi kita kanan kiri depan belakang rumah sakit pertokoan dan lain sebagainya. Belakang pemukiman hanya sedikit. Jumlah anak sekitar kami hanya sedikit," terangnya.

 

Ia berharap para pendatang banyak yang tertarik sekolah di sini.

Namun, ternyata kenyataan tak sesuai harapan.

"Itu sudah diketahui sebelum PPDB. Ke TK yang mau ke sini ini. Berharapnya mungkin dari luar. Kenyataanya tidak ada," jelasnya.

Selain itu, banyak orang tua murid lebih memilih menyekolahkan anaknya di swasta.

Faktor lain, karena banyak orang tua memilih memasukan anak mereka ke sekolah swasta.

Sementara itu, sekolahnya tahun ini hanya menerima satu murid melalui jalur afirmasi.

Sedangkan satu murid lagi sedang diusulkan untuk masuk melalui jalur offline.

"Afirmasi 1 offline 1. Offline itu langsung artinya tidak masuk lewat zonasi karena umurnya kurang sedikit," jelasnya saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (11/7/2023).

Menurutnya, salah satu faktor sekolahnya sepi peminat yakni populasi anak di sekitar sekolah yang sangat minim.

Lokasi Strategis

Berada di jalan besar Kota Solo, lokasi SDN Tumenggungan memang dikepung tempat-tempat usaha, mulai toko, kuliner, perkantoran, sampai rumah sakit.

Leliy mengakui, jumlah murid di sekolahnya semakin tahun semakin menurun.

Sebagai bukti, tahun lalu misalnya, ia masih meluluskan 20 anak kelas 6 SD.

Itu artinya, 6 tahun lalu, jumlah murid masih terbilang lumayan.

Dalam wawancara bersama TribunSolo.com, Yoyok Maulana (44), warga asli Solo, juga mengingat, di masa kecilnya, SDN Tumenggungan termasuk sekolah yang normal-normal saja.

"Kalau favorit tidak, tapi bukan sekolah jelek juga. Yang jelas zaman dulu kalau jumlah siswa ya ramai, sama seperti SD negeri lain," kata Yoyok.  

Bukan tidak mungkin, SDN Tumenggungan yang termasuk SD tua di Solo, tinggal jadi nama.

Kasus sekolah sepi peminat seperti SDN Tumenggungan membuat Dinas Pendidikan Solo mulai berpikiran untuk melakukan merger sekolah.

Sekretaris Dinas Pendidikan Abdul Haris Alamsah, mengatakan, ada sekitar 13 SD di Solo yang minim siswa. 

Pihaknya akan mengkaji sekolah yang kekurangan murid tersebut, hingga melakukan regrouping alias penggabungan sekolah. (*)

Baca juga: Senasib dengan SDN Tumenggungan, SDN Carangan Solo Hanya Menerima 3 Murid Tahun Ini

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved