Berita Klaten
Cerita Eks Napiter Asal Klaten Buka Usaha Pakaian, Akui Menyesal Terlibat Terorisme
Eks Napiter di Klaten kini sukses membuka bisnis pakaian. Usaha ini dibuka setelah dia keluar dari penjara. Dia kini berjualan gamis.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kehidupan Eks Napi Teroris (Napiter), Tri Budi Santoso (32) asal Klaten kini sudah berubah.
Dahulu dia memang terlibat dengan kelompok terorisme.
Kini, dia sudah bertobat dan memulai hidup baru.
Dia membuka usaha pakaian.
Budi mengatakan, dia keluar dari tahanan pada tahun 2014 yang lalu.
"Pasca bebas (tahanan) kerja serabutan agak lama, saya gonta-ganti pekerjaan. Alhamdulillah sekarang kemudian menjalankan usaha," ujar Budi kepada TribunSolo.com.
Dirinya mendapati kalau istri suka berjualan secara online pakaian seperti gamis, awalnya barang yang dijual diambil dari suplayer.
"Setelah ada jaringan dan koneksi, punya reseller akhirnya buat sendiri," ungkapnya.
Usaha jual pakaian yang ia tekuni akhirnya berkembang, apalagi saat memasuki masa pandemi.
"Saat pandemi covid-19, permintaan masker meningkat. Saat itu laba keuntungan dikumpulkan buat modal beli mesin jahit dan kain, alhamdulillah sudah jalan sekarang," ucapnya.
Baca juga: Bupati Sri Mulyani Serahkan Bendera Merah Putih ke Mantan Napiter Usai Ikuti Upacara HUT ke-78 RI
Ia lalu membuat produksi sendiri pakaian untuk dipasarkan, dia juga kini memiliki karyawan yang membantu dalam produksi pakaian.
"Kalau karyawannya 2, untuk bagian potong kain kita bermitra. Jadi diambilnya borongan, ada 5 orang," jelasnya.
Untuk pakaian yang dibuat sendiri kebanyakan merupakan pakaian syar'i, seperti gamis besar.
"Tapi kalau baju koko atau baju anak ada juga, tergantung pesanan," ungkap Budi.
Ia juga menceritakan semula bagaimana bisa terlibat aksi terorisme.
Usai lulus sekolah, ia ikut terlibat aksi terorisme dan dipenjara tahun 2011.
“Saya merasa ketika usia SMK masih semangat-semangatnya, dapat ilmu baru dan langsung saklek. Kebetulan ada yang mengajak karena waktu itu bahasanya risiko dipikir belakangan,” kata Budi.
Ia mengakui karena aktivitas kegiatannya dahulu, dia kesulitan mencari pekerjaan.
"Dampaknya luar biasa, mempengaruhi masa depan," jelasnya.
"(Maka) habis bebas tidak bisa daftar kerja dimana-mana, makanya serabutan. Alhamdulillah dibukakan jalan dengan usaha saat ini," ucapnya.
Tri Budi menjadi salah satu dari 17 eks napiter yang menjadi tamu saat digelar upacara HUT ke-78 RI di Alun-alun Klaten, Kamis (17/8/2023).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Klaten, Sugeng Hariyanto, mengatakan, belasan eks Napiter itu diundang menindaklanjuti surat dari Mendagri.
“Tadi ada penyerahan bendera Merah Putih sebagai bentuk mereka menyatakan sudah kembali ke NKRI, menunjukkan mereka sekarang sudah kembali ke NKRI, sudah Pancasila dan UUD serta benderanya Merah Putih,” jelas Sugeng, Kamis.
Sugeng mengatakan, pendampingan kepada para eks napiter selama ini terus dilakukan.
Selain dari pemerintah, pendampingan dari unsur Kodim, Polres, BNPT, hingga BIN.
Pendampingan itu diberikan termasuk membantu para eks napiter mengembangkan usaha agar bisa melanjutkan kehidupan mereka dengan tetap mencintai NKRI.
(*)
Klaten Segera Punya SLB Negeri, Disdikbud Jateng Sudah Ajukan Permohonan ke Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo Resmi Jabat Kapolres Klaten, Gantikan AKBP Warsono |
![]() |
---|
Diterjang Hujan Angin, Tenda Acara dan Papan Baliho di Cawas Klaten Ambruk |
![]() |
---|
Kisah Bocah di Klaten Buang HP ke Sumur, Marah Gegara HP Mati, Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Susah Payah Damkar Klaten 1 Jam Ambil HP yang Dilempar Anak ke Sumur, saat Diangkat Kondisinya Rusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.