Ekonomi Bisnis
Demi Lebarkan Sayap, UMKM Butuh Pendampingan dari Hulu Sampai Hilir, Tak Sekedar Pelatihan Belaka
Permasalahan utama UMKM memang bukan soal pelatihan melainkan pendampingan sehingga nantinya bisa berdikari.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bukan hanya membutuhkan pelatihan untuk bisa mengembangkan bisnisnya, tetapi juga harus ada pendampingan.
Pendampingan yang diperlukan oleh UMKM pun bukan hanya sepenggal-sepenggal, melainkan tertata baik dari hulu atau awal membangun usaha sampai hilir atau mendapatkan tempat di mata konsumen.
Upaya seperti itu dimungkinkan agar UMKM bisa dikatakan berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).
Founder Jawara UMKM, Astrid Widayani mengatakan permasalahan utama UMKM memang bukan soal pelatihan melainkan pendampingan yang telah dipetakan oleh pihaknya selama beberapa waktu terakhir.
Berangkat dari permasalahan seperti finansial, legalitas dan inovasi produk yang dihadapi oleh pelaku UMKM, pihaknya pun melakukan sejumlah upaya salah satunya dengan mengadakan assessment dan pendampingan pada 70 UMKM.
Bersama dengan Pramudi Ringgo dari Jagokeuangan.com, Harry Lesto Hadi dari Solusi Halal, Abednego Danu Setyawan dari Solo Techno Park, Achmad Ridho dari SOC Media Group, Joko Purwono selaku Mentor Jawara UMKM Solo, Astrid mencoba merangkul UMKM untuk bisa sukses mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: Dongkrak Penjualan Online, Pelaku UMKM Diharapkan Punya NIB dan Sertifikat Halal
Baca juga: PLN Bantu Mami Rere UMKM Ibu-ibu di Semarang Korban PHK saat Pandemi Covid-19
"Ada 6 assessor meliputi finansial, brand dan digitalisasi, disain dan inovasi, legalitas sertifikasi, pemasaran sampai ekspansi ekspor lebih ke kebutuhan bisnis motivasi usaha dan bisnis bagi UMKM," ujar Astrid saat dikonfirmasi, Minggu (20/8/2023).
Tidak sampai di pendampingan, melalui program Jawara UMKM Solo, Astrid mencoba merangkul pelaku usaha untuk bisa mendapatkan tempat di dunia bisnis.
Pihaknya juga bekerja sama dengan pihak perbankan dalam hal ini Bank Jateng untuk bisa memenuhi kebutuhan permodalan bagi pelaku UMKM.
"Jadi nanti masing-masing member Jawara UMKM akan mendapatkan kartu member sekaligus ATM yang nantinya harapannya bisa untuk salah satu akses permodalan UMKM dari Bank Jateng," sambungnya.
Bukan hanya akses permodalan berbentuk pinjaman, menurut Astrid, UMKM harusnya juga mampu untuk bisa bersaing mengakses investor.
"Terus juga ada kemungkinan ada bisnis marging dari para investor, itu yang kami harap bisa disalurkan melalui rekening yang sudah diperoleh di Bank Jateng," ungkapnya.
Sementara itu, untuk mendekatkan pelaku UMKM pada konsumen menurut Astrid bisa diwujudkan dengan adanya showcase di pusat kota.
Hal itu diakui Astrid tengah diupayakan oleh pihaknya melalui Jawara UMKM Solo.
(*)
Pengusaha di Boyolali Optimis Ekonomi Indonesia 2025 Tumbuh, Tak Ada Lagi Keributan Politik |
![]() |
---|
Jumlah Kunjungan Wisata Terus Naik, Pengusaha Oleh-Oleh Mulai Tertarik Buka Cabang di Solo |
![]() |
---|
Ogah Pasar Sepi Pembeli, Menteri Perdagangan Zulhas Sebut Aturan TikTok Shop Bakal Segera Disahkan |
![]() |
---|
Luhut Ingin Tarik Investasi Industri Mobil Listrik ke Solo, Singgung Soal Pertumbuhan Ekonomi |
![]() |
---|
Alasan Luhut Lirik Investasi Industri Mobil Listrik di Solo : Pertumbuhan Ekonomi di Atas Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.