Klaten Bersinar

Kios Pasar Gedhe Klaten Masih Banyak yang Belum Buka, Sekda Jajang Siapkan Langkah Ini

Tribunsolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Lantai 3 Pasar Gedhe Klaten, sejumlah kios dan los nampak belum buka. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Banyak Kios dan Los Pasar Gedhe Klaten yang sudah dimiliki pedagang, masih belum beroperasi dan melakukan kegiatan jual beli.

Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kios dan los masih tutup terutama di lantai 2 dan 3.

Hanya lantai satu dipenuhi pedagang sayur dan makanan bahkan sejak hari pertama dijadwalkan beroperasi, Kamis (10/8/2023).

Melihat keadaan tersebut, Sekertaris Daerah Kabupaten Klaten, Jajang Prihono mengatakan jika saat ini pihaknya tengah melakukan validasi kios yang belum berjualan.

Baca juga: Respons Bupati Sri Mulyani Hadapi Gugatan Warga Desa Pepe Klaten yang Terdampak Tol Solo-Jogja

"Ya, ini kita berkejaran dengan waktu. Hasil checking di lapangan kami, memang masih banyak yang belum beroperasi," jawabnya.

"Maka, minggu ini saya target. Dinas harus mengundang, memastikan dan bisa memvalidasi mana yang kosong, mana yang isi,” imbuhnya.

yhajang12
Sekertaris Daerah Kabupaten Klaten, Jajang Prihono

Langkah itu ia ambil untuk memastikan kios yang belum buka.

Khususnya memastikan kesanggupan dari masing-masing pedagang untuk segera menggelar lapaknya di pasar yang berada di jantung kota Klaten itu.

"Kalau tidak sanggup operasional, kami ambil langkah selanjutnya," jelasnya.

Pihaknya menduga, pedagang yang enggan berkegiatan jual-beli lantaran masih mencoba memastikan kondisi pasar sebelum benar-benar berjualan.

Pasalnya beberapa pedagang memiliki lebih dari satu kios, sehingga mereka lebih memilih mengaktifkan kios yang berada di lantai dasar.

"Ini sebenarnya hampir sama dengan Pasar Gedhe Klaten dulu yang belum dibangun banyak yang kosong dilantai 2 dan 3," paparnya.

"Sepertinya, mereka juga mengoptimalkan di lantai bawah dulu. Kalau bawah ramai (pengunjung), mereka baru naik (buka yang di atas)."

"Karena ada yang satu orang punya lebih dari satu sehingga wait and see," tambahnya.

Secara tegas, Jajang mengungkapkan bahwa pihaknya berharap seluruh kios dan los buka terlebih dahulu.

Sembari menyiapkan langkah untuk meramaikan pasar tersebut.

"Kita juga sudah berdiskusi dengan Bupati, nanti kalau ada kekosongan (kios dan los) tidak akan dioperasionalkan kita akan mengambil langkah lebih."

"Apakah kita tarik ke Pemda atau kita buat kebijakan khusus, seperti pasar beras karena kita juga sedang branding beras dan kita juga belum punya pasar beras," jelasnya.

Namun, sebelum mengambil langkah tegas, pihaknya akan memastikan pedagang yang mau aktif berjualan dan tidak akan berjualan di Pasar Gedhe.

"Himbauan saya, kalau yang sudah memiliki hak, penuhi haknya. Dua minggu ini harus beroperasional."

"Kalau tidak operasional segera konfirmasi ke dinas terkait," pungkasnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani mengajak sejumlah Pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten blusukan ke Pasar Gedhe, Kelurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Jumat (8/9/2023).

Blusukan ia lakukan untuk melihat kondisi asli Pasar Gedhe saat jam operasional sedang berjalan.

Setelah melihat langsung, Bupati Sri Mulyani menyoroti soal banyaknya lapak pedagang yang masih tutup.

Khususnya di lantai 2 dan 3 yang ada di Pasar Gedhe Klaten yang terdiri dari ratusan kios.

Baca juga: Bupati Sri Mulyani Serahkan Bantuan RTLH untuk 686 Warga Klaten, Total Bantuan Capai Rp8,2 Miliar

"Memang belum sepenuhnya kios-kios yang di Pasar Gedhe total buka saat saya cek," ungkap Sri Mulyani.

Mendapati itu, Bupati Sri Mulyani bakal bersikap tegas, jika sejumlah pedagang tersebut masih enggan berjualan di Pasar Gedhe.

"Bagi pemilik kios, los atau pemilik tempat di Pasar Gedhe sampai bulan September ini harus dioperasionalkan."

"Kalau sampai September tidak digunakan akan saya alihkan kepada masyarakat lain yang ingin berjualan disana," tambahnya.

"Saya beri batas waktu sampai akhir September 2023," pungkasnya. (*/adv)