Tanggapan Psikolog soal Prabowo Enggan Tatap Cermin di Acara Mata Najwa : Ada Kekhawatiran Gagal

TRIBUNSOLO.COM - Sikap bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto saat tampil di acara Mata Najwa '3 Bacapres Bicara Gagasan' di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (19/9/2023) kemarin jadi sorotan.

Diketahui, dalam acara itu Prabowo Subianto menjadi bacapres terakhir yang menyampaikan gagasannya.

Najwa Shihab selaku pembawa acara dalam sebuah segmen lantas meminta para bacapres untuk refleksi diri di depan cermin besar.

Baca juga: Hasil Survei: Basis Massa PKB Masih Pilih Prabowo dan Demokrat Pilih Anies, Pengamat Ungkap Sebabnya

Anies melakukan hal itu sembari bercerita tentang pesan senada yang disampaikan oleh ibunya.

Sedangkan bacapres Ganjar Pranowo mengingatkan dirinya atas pesan mendiang orang tua agar melaksanakan amanat dengan baik dan tidak korupsi.

Namun Prabowo justru melakukan hal lain.

Dia enggan berbicara di depan cermin.

Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya memberikan gestur hormat ketika berdiri dihadapan cermin besar yang sudah disediakan.

Baca juga: PDIP Panik Dikeroyok Koalisi Gemuk Prabowo? Hasto : yang Terpenting Itu Kelincahan

Psikolog Hanna Rahmi menilai sikap Prabowo tersebut menunjukkan kecenderungan penyangkalan alias denial.

Ia menilai Prabowo punya ketakutan gagal seperti sebelumnya.

Akademisi di Universitas Bhayangkara ini mengatakan, sikap penyangkalan itu muncul lantaran kegagalannya di masa lalu sehingga khawatir dikesankan menghayal terlalu tinggi.

"Jadi kekhawatiran dia untuk dikatakan gagal. Jadi kalau misalnya gagal dia gak kepingin melihat apa yang menjadi faktor kegagalanku, nah itu ada yang kecenderungannya seperti itu," kata Hanna kepada wartawan, Rabu (20/9/2023).

Berada di tengah dua bacapres yang jauh lebih muda, menurut Hanna juga mempengaruhi sikap Prabowo.

Baca juga: Prabowo Subianto Bela Zulkifli Hasan yang Bagi-bagi Uang ke Nelayan : Dia Memang Suka Sedekah

Di acara malam itu, Prabowo tampak ingin memperlihatkan kesan yang sama dengan bacapres lain.

Bukan cuma denial, kata Hanna, Prabowo juga menunjukkan sikap blocking dan boundaries atas dirinya.