Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kebakaran Gunung Merbabu

Imbas Kebakaran Gunung Merbabu, Monyet Ekor Panjang Hingga Satwa Dilindungi Seperti Kijang Mati

Fauna yang terdampak kebakaran taman nasional gunung Merbabu ini baru monyet ekor panjang, dan kijang serta hewan kecil seperti tupai saja.

|
TribunSolo.com / Tri Widodo
Kondisi vegetasi yang berada di sekitar titik api kebakaran Gunung Merbabu, Minggu (29/10/2023). Beberapa diantaranya terdampak kebakaran tersebut hingga ludes terbakar. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Selama tiga hari, Gunung Merbabu terbakar. Kebakaran itu menghabiskan hutan seluas 848 hektare.

Tak hanya pepohonan dan semak belukar yang hangus terbakar.

Ternyata selain itu juga ditemukan beberapa ekor binatang yang terpanggang.

Untuk sementara, fauna yang terdampak kebakaran taman nasional gunung Merbabu ini baru monyet ekor panjang, dan kijang serta hewan kecil seperti tupai saja.

Namun, tak menutup kemungkinan masih ada lagi hewan di taman nasional ini yang mati.

"Pengecekan sama relawan, dijumpai satwa yang terdampak kebakaran," kata Plt Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMB) Nurpana Sulaksono, Rabu (1/11/2023).

Seekor kijang itu ditemukan dalam kondisi mati di sekitar pos 4 jalur pendakian Merbabu via Thekelen, Kabupaten Semarang.

Sementara untuk monyet ekor panjang di Gumuk Kethu, yang berada di atas Dukuh Mongkrong, Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari.

Dia mengaku kebakaran Gunung Merbabu yang terjadi sejak Jumat itu merambat dengan cepat.

Baca juga: Kebakaran di Gunung Merbabu Dipastikan Padam, Posko Gabungan Pemadaman Ditutup

Baca juga: Dampak Kebakaran Gunung Merbabu yang Telah Padam, Hanguskan Hutan Seluas 848,5 Hektare

Hembusan angin yang kencang membuat fauna tersebut tak mampu menyelamatkan diri dengan kondisi alam yang mengancam jiwanya itu.

Kijang yang termasuk satwa dilindungi itu terjepit bara api.

"Biasanya kalau itu kebakaran, kalau angin nggak terlalu kenceng, si satwa ini bisa menyesuaikan, bisa beradaptasi. Tapi kemarin itu, persebarannya sangat cepat," katanya.

Dia menyebut jika kijang merupakan salah satu satwa asli dan endemik Jawa yang masih ada di taman nasional gunung Merbabu.

Hewan mamalia yang keberadaannya terancam punah itu pun masuk dalam satwa yang dilindungi.

Dia memperkirakan masih banyak dampak ekologi yang ditimbulkan dari kebakaran ini.

Pihaknya pun telah membentuk tim yang akan melakukan asesmen yang bertugas menghitung kerugian ekologis dari kebakaran.

"Sama dampak sosial dan ekonomi juga masih kami hitung," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved