Haul Habib Ali di Solo, Gibran Datang dengan Gus Miftah, Sempatkan Berfoto dengan Jemaah

"Mendengar tadi yang disampaikan terasa jauh sekali antara kita dengan apa yang diteladankan. Tertatih-tatih rasanya menteladani beliau Muhammad SAW dan pecintanya. Jauh sekali jarak kita dari kealiman Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Semoga Allah mencintai kita melalui cinta kita kepadanya," terangnya.

Anies mengatakan, Kecintaan Habib Ali kepada Nabi Muhammad SAW merupakan cinta yang sungguh-sungguh.

Cinta yang didasarkan pada ilmu dan amal yang terus mengalir hingga zaman sekarang.

"Hari ini kita disadarkan cinta dari baginda Muhammad SAW kepada hati kita. Walaupun terpisah dengan jarak yang amat jauh salah satunya hari ini kita bersama-sama berkumpul di sini. Betapa Habib Ali mencintai Nabi dengan kecintaan dengan sungguh-sungguh melalui amal, ilmu, murid-murid yang beliau tumbuhkan," jelasnya.

Seperti telah diketahui, Habib Ali yang lahir di Seiwon, Hadramaut, Yaman secara geografis sangat jauh jaraknya.

Ia juga hidup di zaman dahulu kala.

Namun, banyak orang hadir di Pasar Kliwon Solo untuk meneladani ulama ini.

"Sungguh tergeraknya hati kita berkumpul di hari ini yang berangkat beberapa hari yang lalu yang mendatangi berbagai penjuru. Kita berangkat di Solo hitungan tahunnya 185 tahun sejak Habib Ali dilahirkan. Hitungannya 7200 km jaraknya dari Seiwon ke Solo. Kita semua terpanggil untuk hadir di sini. Atas izin Allah ilmu amal bisa memotong jarak dan waktu geografis," ungkapnya.

Anies menaksir ratusan ribu yang telah hadir di sekitar Masjid Riyadh Pasar Kliwon, Solo.

Belum lagi jutaan lainnya yang menyaksikan lewat saluran digital.

"Ilmu dan amal menghadirkan tekad untuk menteladani yang kita cintai. Para habaib, alim ulama, para guru dan seluruh tamu Allah, hari ini kami merasa berbahagia menjadi bagian dari ratusan ribu manusia di tempat ini dan jutaan yang menyaksikan lewat digital," terangnya. (*)