Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Temuan Kerangka Manusia di Wonogiri

Hubungan Pelaku Pembunuhan Berantai di Wonogiri dengan 2 Korban : Rekan Usaha & Gadai Mobil

Dua korban pembunuhan berantai di Wonogiri memiliki hubungan yang berbeda dengan pelaku Sarmo (35). 

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Erlangga Bima
Sarmo, pembunuh berantai di Wonogiri (berbaju orange), yang dihadirkan saat jumpa pers yang dilangsungkan di Mapolres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dua korban pembunuhan berantai di Wonogiri memiliki hubungan yang berbeda dengan pelaku Sarmo (35). 

Dua korban pembunuhan itu, untuk diketahui, bernama Sunaryo (47) dan Agung Santosa (47). 

Agung menjadi korban yang pertama kali dihabisi pelaku. 

Itu terjadi pada 24 November 2021. 

Korban dan pelaku memiliki hubungan rekan usaha. 

Baca juga: Awal Sarmo, Pelaku Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Habisi Agung : Obrolan di Gubug Perkebunan

Mereka memiliki usaha penggergajian di wilayah Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri

"(Alasan membunuh Agung), masalah bisnis kerja," ucap dia. 

Pelaku dan korban sempat berbincang di sebuah gubug perkebunan di Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.

Mereka sempat membahas tentang bagi hasil dari usaha penggergajian itu. 

"Tega membunuh karena tekanan, yang pertama (korban Agung) saya selalu di pojokkan. Intinya tidak bisa menerima kalau penggergajian sepi. Dia juga ingin penggergajian dipindah ke Klaten," ujarnya. 

"Bagi hasilnya kalau pas ramai bisa penuh, karena sepi berkurang dia tidak bisa menerima, mintanya penuh terus. Dikira saya korupsi, saya tidak becus," imbuh Sarmo. 

Sarmo mengakui yang paling membuatnya emosi adalah ketika korban menunjuk-nunjuk keningnya sambil berkata bahwa penggergajian akan dipindahkan ke Klaten. 

Baca juga: IDENTITAS Kerangka Korban Pembunuhan Berantai di Wonogiri : Agung Hilang 2021, Sunaryo Hilang 2022

Sementara hubungan Sarmo dengan Sunaryo berkaitan dengan urusan gadai menggadai. 

"Masalah utang piutang," terang Sarmo. 

Pelaku menggadaikan mobil Daihatsu Granmax kepada Sunaryo dengan harga Rp 48 juta. 

Namun, pelaku tidak melunasi hingga jatuh tempo dua bulan. 

"Seharusnya saya kan sudah mengambil, karena sudah tempo saya belum bisa, akhirnya dia (Sunaryo) terus menekan saya. Telatnya dua bulan," jelasnya. 

Korban mendatangi rumah pelaku untuk membicarakan perihal itu. 

Pelaku kemudian memberikan uang Rp 48 juta kepada korban. 

Baca juga: MOTIF Sarmo Bunuh 2 Korbannya di Wonogiri, Ada Utang Piutang Hingga Bisnis Kerja yang Tak Lancar

Dia mengajak korban pergi ke angkringan di wilayah Kecamatan Girimarto. 

Mereka memesan minuman es teh. 

Pelaku kemudian memasukan potas ke dalam minuman es teh korban.

Korban lalu merasa pusing dan dibawa pelaku berkeliling hingga meninggal dunia. 

Sarmo mengatakan korban Sunaryo selalu menekannya dengan kata kasar.

Menurutnya korban juga mengatainya kalau tidak bisa dipercaya, hal itu yang membuatnya emosi. 

"Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya," kata Sarmo. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved