Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kampanye Gibran di Solo Raya

Curhat Pelaku UMKM Sragen, Akses Modal UMKM Sulit, Gibran Singgung Inkubasi UMKM Solo Technopark

Sejumlah warga Sragen, terutama para pelaku UMKM dan generasi milenial banyak yang mengeluhkan susahnya mendapat pinjaman modal.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Gibran di Gedung Kartini Sragen, Senin (1/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sejumlah warga Sragen, terutama para pelaku UMKM dan generasi milenial banyak yang mengeluhkan susahnya mendapat pinjaman modal.

Keluhan itu disampaikan mereka saat bertemu Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka di Gedung Kartini, Sragen, Senin (1/1/2024).

Salah seorang diantaranya, yakni Ahmad.

Ahmad mengaku kesulitan mendapat pinjaman modal karena harus menyertakan beragam persyaratan.

Ia pun menantang Gibran agar para pelaku UMKM khususnya bisa mendapatkan pinjaman modal hanya dengan personal guarantee.

Baca juga: Gibran Kampanye di Sragen, Lakukan Senam Gemoy hingga Serap Aspirasi Petani

"Perihal perdagangan, selama Pak Jokowi memimpin, permodalan susah merasakan, soalnya pinjam harus pakai jaminan sertifikat, harus usaha yang baru, untuk usaha pinjam Rp 500 juta tanpa sertifikat," ujar dia.

"Setelah Gibran jadi Cawapres, usahakan nanti pinjaman Rp 500 juta hanya dengan personal guarantee," tambahnya.

Keresahan soal susahnya mendapat pinjaman modal untuk usaha juga dirasakan salah saru perwakilan milenial.

Salah satu perwakilan kaum milenial, mempertanyakan bentuk program Gibran untuk kaum milenial seperti apa.

Para kaum milenial berharap, program yang dikeluarkan terutama dalam mengakses permodalan bisa dipermudah.

Baca juga: Di Sragen, Gibran Dicurhati Produsen Keripik Soal Harga Minyak dan Tepung Mahal 

"Program untuk kaum milenial berwujud kartu atau berwujud program yang akan dilaksanakan dengan agak ribet, di atas Rp 50 juta itu ada syaratnya, menurut saya itu ribet, nah program milenial itu seperti apa?," ujar perwakilan milenial yang tidak menyebutkan namanya itu.

"Kalau kita milenial, pinginya bisa lebih mudah dan lebih enak, dan pasti lebih gampang, semoga nanti programnya benar-benar bisa bermanfaat bagi kaum milenial," tambahnya.

Menanggapi soal sulitnya mengakses permodalan bagi pelaku UMKM ini, Gibran memberikan contoh program yang sudah berjalan di Kota Solo.

Yakni program inkubasi yang kegiatannya dipusatkan di Technoprak Solo.

Awalnya Gibran bertanya kepada para pelaku UMKM yang hadir, apakah sudah pernah masuk ke Tecnopark Sragen, yang dijawab serempak dengan kata belum.

Baca juga: Curhat ke Gibran, Emak-emak di Sragen Mengaku Belum Pernah Dapat Bantuan, Padahal Tak Punya Rumah 

Lalu, Gibran juga bertanya soal program inkubasi, yang lagi-lagi kebanyakan pelaku UMKM yang hadir belum tahu program tersebut.

Gibran pun juga menyingung, apakah dinas terkait sudah memberikan sosialisasi soal program inkubasi ini.

"Bapak ibu, bapak ibu kalau ke Solo itu ada yang namanya inkubasi untuk UMKM, itu nanti dikawal dari packaging-nya, branding, pemasaran, sama permodalan," ujar Gibran.

"Permodalan kan macam-macamnya banyak, ada yang tanpa agunan itu kredit dari Bank Jateng udah tahu?," tanya Gibran.

Pelaku UMKM pun menjawab belum tahu ada program tersebut.

"Ok sosialisasinya kurang berarti, sosialisasinya belum sampai sini berarti ya?," ujarnya heran. 

Gibran pun mengatakan akan menularkan program inkubasi yang sudah berjalan di Kota Solo ke Kabupaten Sragen.

Baca juga: BREAKINGNEWS : Awal Tahun 2024, Gibran Kampanye ke Sragen

Dimana, menurutnya program inkubasi tersebut berbentuk latihan kepada para pelaku UMKM untuk membuat produk yang dihasilkan semenarik mungkin.

Menurut Gibran, saat ini banyak bantuan permodalan yang bisa diakses masyarakat.

Sayangnya, belum banyak masyarakat yang memanfaatkan bantuan tersebut, karena masih takut mengambil resiko.

Karena itulah, menurutnya penting menjalankan program inkubasi ini untuk melakukan pendampingan.

"Permodalan kan levelnya banyak, yang pakai agunan, tanpa agunan, bapak ibu yang terutama bagi kalangan milenial, nanti kalau minjam di angka yang lebih banyak, itu mau nggak mau harus latihan, keuangannya harus rapi, mau nggak mau harus ikut pelatihan, nanti kami bantu ya Bapak Ibu," terang dia.

"Sebenarnya bantuan-bantuan permodalan itu banyak, tapi kadang-kadang belum banyak yang berani ambil resiko, makanya itu tugasnya inkubasi untuk mengawal, inkubasi itu intinya training, latihan," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved