Klaten Bersinar

Bupati Sri Mulyani Perkenalkan Jargon Baru Klaten, Melayani Dengan Hati

Istimewa
Bupati Klaten Sri Mulyani dan Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Klaten usai acara Kenal Pamit Ketua Pengadilan Negeri Klaten di Pendopo Pemkab Klaten, Kamis (4/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bupati Klaten Sri Mulyani ganti jargon Klaten Keren menjadi melayani dengan hati.

Bukan tanpa sebab, hal itu dilakukan untuk menjaga kondusifitas di Kabupaten Klaten jelang pesta demokrasi, 14 Februari 2024 mendatang.

Pasalnya, sudah menjadi kewajiban sebagai kepala daerah untuk selalu menjaga keamanan dan kenyamanan warganya, terlebih dimasa kampanye terbuka seperti saat ini.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Sri Mulyani usai melantik 117 pejabat yang menduduki posisi baru di Pendopo Pemkab Klaten, Kamis (4/1/2024).

"Jadi kenapa sekarang ini (jari ini) berbeda, karena saat ini sedang masa pemilu posisi jari bisa salah (arti)," ucapnya dihadapan ratusan pejabat di Lingkungan Pemkab Klaten.

Ia mengungkapkan bahwa pose Klaten Keren sudah beberapa tahun terakhir digunakan dalam berbagai kesempatan sebagai jargon Klaten.

"Karena biasanya saat sambang warga, selalu mengatakan Klaten Keren, (dengan mengacungkan jari telunjuk, tengah dan manis) namun saat ini salah karena saya di protes," jelasnya.

Tak ingin menimbulkan polemik, dirinya memilih mengalah untuk kepentingan masyarakat.

"Saat ini (diganti) melayani dengan hati, (meletakkan telapak tangan di dada sebelah kiri)," terangnya.

Baca juga: Begini Cara Bupati Sri Mulyani Angkat Kesejahteraan Perajin Lurik di Klaten

"Ini bukan nomor lima lho," canda Bupati Sri Mulyani di ikuti gelak tawa hadirin.

Memiliki filosofi yang jelas, Bupati Sri Mulyani inginkan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) mengaplikasikan jargon itu dalam melaksanakan tugas sebagai abdi negara.

"Ini simbol melayani dengan hati, jadi tolong layani masyarakat dengan sepenuh hati."

"Besok kalau sudah selesai pemilu baru kita keren lagi," ucapnya seraya di ikuti tawa hadirin.

Menurutnya, jargon yang digunakannya dalam setiap kesempatan adalah doa untuk Kabupaten Klaten.

Ia percaya, jika doa terus menerus dipanjatkan maka semakin besar harapannya doa tersebut akan dikabulkan.

"Omongan kita adalah doa, dengan kita bicara keren, keren, keren nantinya akan terwujud Klaten menjadi Kabupaten yang sangat keren."

"Dan kita sepatutnya melayani masyarakat dengan sepenuh hati," pungkasnya.

Branding juga berguna sebagai bentuk daya saing dengan kota lain salah satunya dengan menggunakan jargon atau simbol jari.

Karena pose jari sesungguhnya termasuk dalam komunikasi nonverbal, dimana proses komunikasi disampaikan tidak menggunakan kata-kata. (*)