Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dokter Lo Siauw Ging Meninggal Dunia

Berkat Kedermawanan Lo Siauw Ging, Saat Kerusuhan Solo Mei 1998 Rumahnya Dijaga Warga Sekitar

Kisahnya yang menggratiskan pelayanan kesehatan sudah menjadi legenda di masyarakat Solo dan sekitarnya.

TribunSolo.com / Kompas.com / M.Wismabrata
Sosok Dr Lo Siauw Ging semasa hidup 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dokter Lo Siauw Ging yang terkenal dermawan, berhasil terhindar dari kerusuhan Solo Mei 1998, karena rumahnya dijaga oleh warga sekitar.

Diketahui, Lo Siauw Ging menghembuskan nafas terakhir di RS Kasih Ibu pada Selasa (9/1/2024) sekitar pukul 14.00 di usia 90 tahun.

“Sangat dermawannya sehingga saat kerusuhan Mei rumah dr. Lo malah dijaga warga sekitarnya. Nggak ada yang berani ganggu,” jelas Plh Ketua PMI Surakarta, Sumartono Hadinoto.

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei–15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain, termasuk Solo.

Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.

Kisahnya yang menggratiskan pelayanan kesehatan sudah menjadi legenda di masyarakat Solo dan sekitarnya.

Sumartono juga mengaku menjadikan kisahnya sebagai inspirasi.

Baca juga: Jenazah Lo Siauw Ging Dibawa ke Rumah Duka Thiong Ting, Pemakaman Masih Tunggu Keputusan Istri

Baca juga: PESAN Terakhir Dokter Dermawan Lo Siauw Ging Sebelum Meninggal : Pilihkan Peti Warna Putih

“Saya empat generasi di dr. Lo. Mulai ayah saya, ibu saya, saya, anak, cucu saya. Satu hal yang saya selalu ingat kalau mau kaya tidak perlu jadi dokter. Tapi jadi pebisnis,” tutur Sumartono.

Sosok dokter keturunan Tionghoa itu memiliki pemahaman bahwa profesi dokter adalah sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat. Bukan untuk mencari kekayaan.

“Karena dokter itu tugasnya menyehatkan orang sakit bukan mencari uang. Itu luar biasa saya selalu sharingkan di teman-teman dokter PMI,” jelasnya.

Sepanjang hayat dr. Lo abdikan ilmu dan tenaganya untuk melayani masyarakat tidak mampu.

Bahkan obat pun ia tebus sendiri demi menolong mereka yang membutuhkan.

“Kalau kita memilih jurusan dokter berbagi dan melayani bersama. Kalau ada orang sakit saya belikan kalau tidak punya uang,” terangnya.

Selain melayani masyarakat, ia juga memiliki peran penting dalam mengembangkan dua rumah sakit terbesar di Solo, yakni RS dr. Oen dan RS Kasih Ibu.

“Kontribusi dr. Oen maupun Kasih Ibu luar biasa. Dengan majunya luar biasa salah satunya karena dr. Lo,” jelasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved