Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dokter Lo Siauw Ging Meninggal Dunia

Pemberangkatan Jenazah Dokter Lo Siauw Ging dari Rumah Duka ke Tempat Kremasi, Penuh Isak Tangis

Isak tangis mengiringi keberangkatan jenazah seorang dokter dermawan asal Solo, Lo Siauw Ging di Rumah Duka Thiong Ting, Kamis (11/1/2034).

Tribunsolo.com/Ahmad Syarifudin
Potret pemberangkatan peti jenazah dokter dermawan asal Solo, Lo Siauw Ging dari Rumah Duka Thiong Ting menuju tempat kremasi, Kamis (11/1/2034). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Isak tangis mengiringi keberangkatan jenazah dokter dermawan asal Solo, Lo Siauw Ging di Rumah Duka Thiong Ting, Kamis (11/1/2034).

Salah satu pelayat Rini Riawati (45) berkisah bagaimana sosok almarhum menjadi pahlawan bagi ia hingga anaknya.

Rini tak kuasa menahan tangis mengenang jasa dokter Lo, begitu almarhum biasa disapa, untuk dirinya.

Dokter Lo disebutnya menjadi pahlawan bagi dirinya hingga anaknya.

Sebab dirinya pernah diobati almarhum sewaktu kecil.

“Waktu kecil saya sakit-sakitan. Diantar kakak sama ibu. Dan ketika Pak Dokter tanya punya uang atau tidak. Langsung memberikan amplop ini nanti buat beli obat. Dijaga anaknya jangan sampai sakit. Bapak itu sangat berarti sekali,” ungkapnya sambil menahan tangis.

Beberapa kali ia juga diberi resep dengan kode khusus sehingga saat ke apotek, petugas tidak menagihkan biaya obat kepadanya.

“Waktu kecil belum ada BPJS. Kalau nggak punya uang di resepnya itu ada tanda ditujukan dimana tempat saya menebus obat,” terangnya.

Warga Jagalan, Jebres ini memang tergolong warga tidak mampu.

Baca juga: Puluhan Karangan Bunga Penuhi Lokasi Kremasi Dokter Lo Siauw Ging, Ada dari Ganjar Hingga Khofifah

Baca juga: Kamis Siang, Jenazah Dokter Lo Siauw Ging Akan Dikremasi di Pusat Krematorium Delingan Karanganyar

Ia sendiri tahu dokter Lo tidak memiliki keturunan. Sehingga jika ada orang tua yang teledor hingga anaknya jatuh sakit, dokter Lo akan marah.

“Dulu anak orang nggak punya. Dari saya belum sekolah sampai kelas 3 SD. Kalau anaknya sakit dia sangat marah. Saya tahu beliau tidak memiliki keturunan. Jadi sangat sakit hati anak tidak dirawat dengan baik,” jelasnya.

Saat mendengar kabar duka meninggalnya almarhum, Rini pun cukup terpukul.

Namun mengingat usia dokter Lo yang sudah tidak lagi muda, Rini pun berusaha mengikhlaskan kepergian almarhum.

“Nangis. Saya teringat jasa beliau. Tapi saya juga berharap beliau pergi dalam keadaan damai. Karena beliau sudah 90 tahun. Dia juga sudah lelah,” terangnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved