Klaten Bersinar
Kunker di Klaten, Anggota Komite IV DPD RI Casytha Kathmandu Bahas Rencana Pembangunan hingga 2045
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Klaten menerima kunjungan kunjungan kerja (Kunker) Anggota Komite IV DPD RI Casytha Arriwi Kathmandu pada di B2 Pemkab Klaten, Rabu (10/1/2024).
Kunker yang dilakukan Anggota Komite IV DPD RI Casytha itu adalah sebagai langkah Pengawasan Pelaksanaan Undang-undang RPJPN 2005-2025.
Dalam pertemuan tersebut, dipaparkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Klaten hingga tahun 2045 mendatang oleh Kepala Bappeda Litbang Klaten Pandu Wirabangsa.
Baca juga: Pelayanan Publik Klaten Raih Predikat Zona Hijau dari Ombudsman RI dan Sangat Baik dari Kemenpan RB
Ia menyampaika konsep arah kebijakan RPJPD Klaten 2025-2045.
Salah satu yang dijelaskan adalah yakni Klaten maju, sejahtera, merata dan berkelanjutan.
Visi tersebut merupakan perpaduan visi pembangunan jangka panjang nasional yaitu mewujudkan negara nusantara berdaulat, maju, dan berkelanjutan.
Sekitar 15 menit Kepala Bappeda Litbang Klaten Pandu Wirabangsa menyampaikan paparan yang dilanjutkan dengan diskusi tertutup.
Baca juga: Siap-siap, Dinkes Klaten Bakal Gelar Imunisasi Polio Serentak Januari 2024, Sasar 118 Ribuan Anak
Dalam kesempatan tersebut, Casytha secara khusus menyoroti Generasi Z (Gen Z) yang menjadi bagian masyarakat di Kabupaten Klaten saat ini.
Menurutnya keberadaan Gen Z merupakan variabel yang harus diperhitungkan dalam perencanaan indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Klaten.
Ia menggarisbawahi Gen Z sebagai variabel yang penting lantaran sebagian besar Gen Z saat ini telah memasuki usia produktif.
Namun Gen Z memiliki karakteristik yang relatif berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Baca juga: Bupati Sri Mulyani Perkenalkan Jargon Baru Klaten, Melayani Dengan Hati
“Gen Z ini tumbuh di era perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Mereka memiliki karakteristik yang kritis dan sangat inklusif,” ungkapnya.
Kondisi tersebut menjadi Gen Z cukup peka dalam kondisi sosial tertentu serta dapat mempengaruhi etos kerja.
“Bahkan mereka tidak segan untuk resign dari pekerjaan yang digelutinya saat ini jika memang merasa tidak nyaman dan mempengaruhi kehidupan pribadinya," ungkapnya.
"Sehingga dengan adanya kemungkinan, bisa jadi berdampak pada meningkatnya angka pengangguran di daerah meski ketersediaan lowongan pekerjaan dan penyedia kerja melimpah,” paparnya.
Casytha meminta pemerintah daerah dapat merangkul Gen Z sebagai masyarakat yang produktif. Sehingga diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi daerah.
Menurut dia, banyaknya anak muda usia produktif menjadi plus minus di Kabupaten Klaten, oleh karena itu pihaknya mendorong Pemkab Klaten untuk mempersiapkan sektor industri, pariwisata serta pendidikan karakter agar dapat menyerap tenaga kerja berkualitas. (*/adv)