Klaten Bersinar

Dishub Klaten Siagakan 4 Relawan, Jaga Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu di Desa Taji

Tribunsolo.com/Ibnu
Kondisi perlintasan sebidang KA tanpa palang pintu di Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Klaten yang kini dijaga sukarelawan, Selasa (23/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Klaten menyiagakan 4 orang sukarelawan guna menjaga perlintasan sebidang KA tanpa palang pintu di Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Klaten.

Hal tersebut sebagai respons akibat kecelakaan kereta api (KA) yang terjadi di perlintasan sebidang KA tanpa palang pintu di desa tersebut pada Minggu (14/1/2024).

Dikonfirmasi TribunSolo.com, Camat Prambanan Puspo Enggar Hastuti membenarkan kabar tersebut.

Baca juga: Wakil Bupati Klaten Sidak Ruas Jalan Gedaren-Manjungan yang Rusak, Minta Perbaikan Segera Selesai

Ia mengungkapkan jika hal tersebut dilakukan usai Dishub Klaten bersama pihak kecamatan hingga desa setempat meninjau langsung lokasi kecelakaan dan melakukan sejumlah evaluasi bersama usai peristiwa kecelakaan yang menewaskan 2 orang pengendara mobil.

"Saat ini ada 4 relawan, satu relawan dari Bantul yang kemarin secara sukarela beberapa bulan disana tanpa pamrih jaga disitu, sedangkan 3 lainnya kita ambilkan dari masyarakat Desa Taji," ungkapnya.

inmusaja78
Pos jaga yang difasilitasi Dishub Klaten perlintasan sebidang KA tanpa palang pintu di Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Klaten, Selasa (23/1/2024).

Dalam menjalankan tugasnya, para sukarelawan dibekali sejumlah fasilitas pendukung mulai dari tenda, rompi, senter biasa hingga senter lalu lintas.

Selain itu alat komunikasi berupa HT yang terhubung dengan petugas penjaga perlintasan KA yang berlokasi di antara perlintasan.

Dan saat ini palang pintu kereta dari bambu untuk meningkatkan kesadaran pengendara sedang dalam proses pengerjaan.

Tak hanya perlengkapan, pembekalan keselamatan dalam mengatur lalu lintas di perlintasan sebidang KA tanpa palang pintu tersebut juga diberikan oleh pihak PT KAI melalui Petugas Stasiun Brambanan dengan program pelatihan singkat berupa prosedur penjagaan perlintasan hingga pemberian jadwal kereta.

Terkait jadwal jaga, lantaran keterbatasan jumlah personel saat ini diberlakukan 2 shift dalam satu kali 24 jam.

"Untuk saat ini Dishub memfasilitasi 4 orang yang terbagi dalam 2 shift, semoga di anggaran perubahan bisa dianggarkan (penambahan jumlah personil)," ungkapnya.

Dengan keberadaan sukarelawan, ia berharap dapat menekan angka kecelakaan lalulintas di lokasi tersebut. Ia juga berharap, sukarelawan yang kini menjaga perlintasan KA tanpa palang pintu kereta itu untuk selalu waspada.

Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi, terdapat 2 sukarelawan yang menjaga perlintasan kereta tanpa palang pintu tersebut.

Satu berjaga di sisi utara sedangkan satu sukarelawan lainnya berjaga di sisi yang berlawanan dengan mengenakan rompi berwarna orange.

Dalam kurun waktu sekira satu jam, tercatat ratusan kendaraan melintasi lokasi tersebut.

Tak hanya sepeda motor dan mobil, sesekali truk bermuatan barang juga melintas di perlintasan sebidang KA tanpa palang pintu itu.

Melihat di sisi utara perlintasan terdapat sebuah tenda berwarna hitam bertuliskan Dishub Klaten lengkap dengan meja, instalasi listrik dan alat komunikasi HT yang menjadi tempat istirahat sekaligus berteduh saat terik matahari atau hujan menerpa.

Disela-sela menjalankan tugas, TribunSolo.com berkesempatan berbincang dengan salah satu relawan, yakni Suhardi (46), sukarelawan asal Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta yang sudah 4 bulan menjaga perlintasan itu.

Ia mengaku keinginan menjaga lokasi tersebut berasal dari suara hati nurani. Saat itu ia melihat palang pintu tanpa penjaga dan berpotensi menjadi ancaman bagi pengguna jalan.

Saat itu ia hanya berjaga sendiri mulai dari pagi hingga petang. Tak peduli panas dan hujan, ia tetap tak bergeming dari tempatnya.

Kini, ia bersyukur lantaran miliki kawan saat menjaga perlintasan kereta itu. Ditambah dirinya mendapat dukungan dari Dishub soal jaminan kesejahteraan yang ia terima setiap bulan meski berstatus sebagai sukarelawan.

Baca juga: Bupati Klaten Sri Mulyani Lantik 117 Pejabat, Upaya Penyegaran dan Peningkatan Kualitas Pelayanan

"Saat ini kami berempat dibagi 2 shift dalam 24 jam, shift pertama mulai pukul 8.00 WIB hingga 20.00 WIB, sedangkan shift yang kedua dari jam 20.00 WIB hingga jam 8.00 WIB," ungkapnya.

Memiliki tambahan personel hingga sejumlah fasilitas membuat sangat bersyukur, namun dibalik kelebihan itu ada tanggung jawab besar yang harus ia pikul.

Untuk itu, ia memiliki harapan kedepan terkait perlintasan sebidang KA tanpa palang pintu yang berlokasi di Desa Taji tersebut.

"Setelah saya melihat tempat (penjaga perlintasan KA) harapan kedepan nantinya ada 6 orang berjaga dalam satu hari yang terbagi dalam 3 shift, terus setelah menjalani 3 shift yang bersangkutan bisa libur," ungkapnya

"Agar kesehatan sukarelawan tetap prima," lanjutnya. (*)