Klaten Bersinar
Wabup Yoga Hardaya Apresiasi Pelukis Lokal di Pameran Djejak Coretan Sahabat Klaten : Manusia Hebat
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya membuka pameran lukisan di Cemara Art Galeri Klaten, Jumat (2/2/2024).
Kehadirannya sebagai bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mendorong pertumbuhan industri kreatif lewat tangan pelukis lokal Klaten.
Dihadiri ratusan tamu undangan, pameran lukisan bertema "Djejak Coretan Sahabat, Mengawal Jejak Karya Nanang Petrusi" digelar di Cemara Art Galeri Klaten, Jalan Cemara, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
Dalam sambutannya, Wabup Yoga menjelaskan upaya Pemkab Klaten dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya, termasuk di dalamnya Seni Lukis telah sejalan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
Saat ini Pemkab Klaten memiliki Peraturan Daerah (Perda) sebagai payung hukum untuk mengembangkan seni budaya yakni Perda Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pelestarian Bahasa dan Budaya Jawa dan Perda Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Pemajuan Kesenian Daerah.
Baca juga: Hitung Mundur Pemilu, Bupati Sri Mulyani Singgung Beda Pilihan itu Wajar Tapi Harus Jaga Persatuan
Dengan dasar tersebut, Pemkab Klaten berkomitmen memajukan kebudayaan nasional Indonesia, melalui langkah strategis berupa perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan seni budaya.
"Pelukis merupakan manusia hebat dan luar biasa, karena dengan imajinasinya bisa menghasilkan karya lukisan yang menakjubkan," ungkap dia.
"Bakat melukis barang kali bisa dimiliki oleh setiap manusia,"
"Namun setiap manusia belum tentu mampu menghasilkan lukisan yang baik," lanjutnya.
Menurutnya semua perlu dilatih dan diasah, sehingga bakat melukis yang dimilikinya mampu dikembangkan dan mampu menghasilkan karya lukis yang bagus.
"Seni itu menggambarkan keluwesan atau supel, karena dengan lukisan bisa memiliki beragam makna, baik itu sanjungan, kritikan hingga masukan," sudut pandang Wabup Yoga soal seni.
Baca juga: Ribuan Warga Padati Festival Durian Jatinom, Bupati Sri Mulyani: Ikon Baru Wisata Klaten
Dirinya berharap, melalui pameran lukisan tersebut, mampu mendorong lahirnya pelukis-pelukis baru.
Satu persatu karya dipertunjukkan saat pembukaan pameran itu berlangsung, mulai dari pementasan musik, puisi hingga cerita perjalanan singkat dari sosok Almarhum Nanang Widiarto yang lebih dikenal dengan nama Nanang Petrusi.
Seperti yang diungkapkan Ketua panitia pameran lukisan, Ansori Mozaik, bahwa pameran lukisan digelar sebagai ungkapan empati terhadap pelukis asal Klaten bernama Nanang Petrusi yang meninggal pada Agustus 2023 lalu.
Tak banyak yang mengenal sosok seniman Nanang Petrusi.
Pria kelahiran 1975 itu merupakan warga Srago, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah.
Sejak remaja, Nanang memiliki ketertarikan pada seni lukis.
Keseriusannya semakin terlihat saat Nanang menempuh pendidikan Seni Rupa Murni di ISI Yogyakarta.
“Waktu itu dia sampai berjanji, kalau diterima di ISI akan jalan kaki dari kampus ke Srago," jelas dia.
"Akhirnya dilaksanakan juga. Selama kuliah Nanang tidak ingin membebani orang tuanya sehingga dia bekerja untuk membiayai kuliahnya,” tambahnya.
Baca juga: Penilaian Penghargaan Pembangunan Tahap 2, Wabup Klaten Yoga Hardaya Paparkan 4 Capaian Pembangunan
Setelah lulus kuliah, Nanang bergabung di Sanggar Bambu Klaten dan aktif mengikuti berbagai pameran bersama.
Bagi kalangan seniman Klaten, Nanang dikenal sebagai sosok yang berpenampilan sederhana, bersahaja, setia kawan, dan sangat idealis.
Lukisan karya Nanang selama ini tak banyak terekspos, itu membuat karyanya dianggap biasa oleh kalangan umum. Namun, bagi para seniman karya-karya Nanang memiliki kedalaman konsep yang luar biasa, liar, dan berkarakter.
“Nanang memiliki obsesi bisa membuat pameran tunggal. Tetapi, sebelum keinginannya itu tercapai, beliau meninggal dunia karena sakit," jelas Ansori.
"Kepergiannya mengundang empati para sahabat hingga diadakan pameran ini dengan memajang karya Nanang Petrusi didampingi karya seniman lainnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan jika pameran itu gratis untuk semua kalangan yang digelar sejak Jumat hingga Rabu (2-7/2/2024) mulai pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB.
Lebih dari 50 seniman, mulai dari lukis, mozaik, hingga pematung yang berasal dari berbagai daerah turut memajang karyanya di pameran tersebut.
Diantaranya ada pelukis Klowor Waldiyono dan pematung bernama Yusman yang terkenal dengan karya-karyanya berupa patung para tokoh sejarah dan tersebar di banyak tempat di Indonesia.
(*/ADV)