Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ramadhan 2024

Hukum Padusan Menjelang Bulan Puasa, Perhatikan Hal Berikut agar Tak Terjebak Perbuatan Syirik

Berikut penjelasan mengenai hukum Padusan yang biasanya dilakukan menjelang bulan puasa

Istimewa/TribunSolo.com
Tradisi padusan di Obyek Mata Air Cokro, Tulung, Klaten, Rabu (16/5/2018). 

TRIBUNSOLO.COM - Bulan suci Ramadhan sebentar lagi tiba menyapa Umat Islam di seluruh dunia.

Menyambut Ramadhan, biasanya masyarakat Indonesia memiliki tradisi sesuai adatnya masing-masing.

Salah satu tradisi yang paling populer adalah mandi, atau dalam masyarakat Jawa dikenal dengan sebutan padusan.

Baca juga: Doa Niat Puasa Qadha Ramadhan karena Haid, Muslimah Wajib Tahu.

Padusan adalah suatu tradisi yang dilakukan untuk mendapatkan kebersihan dan kesucian diri, sebagai persiapan lahiriyah untuk memasuki bulan yang suci.

Kata diambil dari Bahasa Jawa yakni ‘adus’ yang berarti mandi.

Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang dilakukan secara turun-temurun dengan cara berendam atau mandi di kolam, sumur, atau sumber mata air tertentu.

Padusan biasanya dilakukan tepat sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Baca juga: Doa Setelah Shalat Dhuha agar Senantiasa Bersyukur, Semoga Dicukupkan Rezekinya

Sayangnya, kini makna dari diadakannya tradisi padusan sudah mengalami perubahan. 

Sebab banyak orang yang justru memaknai padusan sebagai ritual mandi bersama.

Padahal tradisi padusan sebenarnya bermakna sebagai media untuk merenung dan introspeksi diri dari berbagai kesalahan yang sudah diperbuat.

Oleh karena itu, ritual ini seharusnya dilakukan seorang diri di sebuah tempat yang sepi.

Hukum Padusan Menjelang Bulan Ramadhan

Dilansir dari TribunPontianak, terkait dengan hukum padusan sendiri beberapa Ulama justru menganjurkan umat Islam untuk tidak melaksanakannya.

Alasannya, tradisi Padusan bukan merupakan bukan termasuk tradisi Islam.

Tradisi Padusan juga dikhawatirkan menjerumus kepada hal-hal syirik, seperti melakukan padusan di tempat yang dianggap keramat dan memiliki keberkahan serta keutamaan tertentu.

Alasan lain karena padusan biasanya dilakukan di tempat terbuka, dan mencampur adukkan laki-laki dan perempuan, sehingga hal ini tentu sangat bertentangan dengan Islam.

(Magang TribunSolo.com/Ilham)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved