Ramadhan 2024
Hukum Berbohong saat Berpuasa, Ibadahmu Bisa Sia-sia, Begini Penjelasannya
Berikut hukum berbohong saat berpuasa di bulan Ramadhan, bisa membuat puasa sia-sia
Penulis: Content Writer Tribun Solo | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Berbohong merupakan sebuah perilaku yang tercela.
Perilaku ini dapat merugikan orang lain, bahkan juga diri sendiri.
Baca juga: 10 Ide Jualan yang Menarik dan Menguntungkan saat Bulan Puasa, Bisa Raup Banyak Cuan
Sifat tercela ini dilarang Allah SWT seperti yang tertulis pada surat An-Nahl (16:105).
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأُوْلـئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta” (QS. An-Nahl [16]: 105).
Menjelang bulan Ramadhan, lantas bagimana hukumnya jika berbohong saat berpuasa?
Ada sebuah hadits Nabi yang melarang berbohong saat puasa.
Rasulullah SAW bersabda.
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari)
Banyak ulama yang menafsirkan hadits ini, bahwa orang yang berbohong saat berpuasa tidak mendapatkan pahala puasa.
Ia hanya dianggap telah menggugurkan kewajiban untuk berpuasa.
Baca juga: Apakah Menonton Video Dewasa Bisa Membatalkan Puasa? Begini Penjelasannya
Hadits ini juga dijelaskan dalam Kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani.
مُقْتَضَى هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّ مَنْ فَعَلَ مَا ذُكِرَ لَا يُثَابُ عَلَى صِيَامِهِ ، وَمَعْنَاهُ أَنَّ ثَوَاب الصِّيَام لَا يَقُومُ فِي الْمُوَازَنَةِ بِإِثْم الزُّور وَمَا ذُكِرَ مَعَهُ
Artinya: "Konsekuensi dari hadits tersebut, siapa saja yang melakukan dusta yang telah disebutkan, balasan puasanya tidak diberikan. Pahala puasa tidak ditimbang dalam timbangan karena telah bercampur dengan dusta dan yang disebutkan bersamanya.” (Fathul Bari).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.