Berita Boyolali
Sapi Boyolali Terpapar PMK Meningkat, Pedagang yang Beli Banyak Sapi Merana, Mau Untung Jadi Buntung
Pedagang sapi sebaiknya waspada. Tak asal-asalan dalam membeli sapi. Pastikan sapi yang dibeli bukan dari daerah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pedagang sapi sebaiknya waspada. Tak asal-asalan dalam membeli sapi.
Pastikan sapi yang dibeli bukan dari daerah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pasalnya, kasus PMK di Boyolali awal tahun ini meningkat.
Bahkan, dari hasil investigasi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan), ada sekitar 20 ekor sapi yang mati akibat PMK.
Sejak Januari hingga sekarang, ada 41 ekor sapi yang terpapar PMK.
"Ya mungkin, sebenarnya yang dilapangan itu lebih banyak. Tapi pada ga lapar," kata Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakan Boyolali, Afiany Rifdania, Jumat (26/4/2024).
Afi menyebut, 41 kasus PMK ini tersebar di beberapa kecamatan. Antara lain, Tamansari, Cepogo, Ampel.
Baca juga: Paino, Bos Kontraktor Asal Boyolali Mendekam di Penjara, Dieksekusi Kejari Setelah 7 Bulan Tertunda
Terpaparnya PMK puluhan ekor sapi ini karena lalu lintas.
"Kebanyakan itu, sapi beli baru yang tanpa divaksin, dimasukkan kandang tanpa dikarantina terlebih dulu, jadi menulari yang di kandang-kandang," tambahnya.
Bahkan dari hasil investigasi, ada pedagang yang sengaja membeli sapi yang sakit.
Sapi sakit itu sengaja dibeli agar mendapatkan harga murah.
Rencana sapi itu akan diobati sendiri lalu dijual lagi dengan harga tinggi.
Dengan begitu, pedagang sapi bisa untung banyak.
"Itu malah nulari (Sapi) se kandang, malah yang mati banyak. Kan rugi," katanya.
Padahal, pihaknya tak ingin petani rugi karena menjamurnya PMK ini.
Untuk itu, dia meminta pedagang lebih selektif dalam membeli Sapi.
Baca juga: Ular Piton 2,5 Meter Bangunkan Tidur Satpam Gardu Induk Boyolali
Harapannya supaya, PMK tak berkembang di Boyolali dan aktivitas perdagangan sapi di pasar hewan tetap berjalan.
"Makanya kita saling kerjasama, jangan jual belikan ternak sakit," ujarnya.
Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Lusia Dyah Suciati menambahkan kasus PMK di Boyolali sudah ditangani.
Selain menangani Sapi yang terpapar PMK, pihaknya juga akan segera bertemu dengan para pedagang sapi.
Lusi ingin mengajak para pedagang untuk menanggulangi atau mencegah penyebaran PMK di Boyolali.
Yakni dengan membuat surat edaran kepada pedagang dan paguyuban untuk tak mendatangkan sapi dari daerah wabah PMK.
Selain itu, pihaknya juga akan segera menemui pedagang untuk membangun komitmen pedagang untuk tak mendatangkan sapi dari daerah lain, khususnya daerah wabah PMK.
"Pedagang bisa saling mengingatkan, jika ada pedagang yang mengambil dari daerah wabah atau sapi sakit untuk diingatkan," pungkas Lusi.
(*)
ALASAN Sopir Pikap Divonis 8 Bulan Bui Pasca Buat Petani Tewas Terlempar di Boyolali, Dianggap Lalai |
![]() |
---|
Sopir dalam Insiden Laka Mobil Pikap Sayur di Selo Boyolali Divonis 8 Bulan Penjara |
![]() |
---|
3 Fakta Menghitamnya Sungai di Sambi Boyolali, Pelaku Pembuang Limbah yang Cemari Diminta Bertobat |
![]() |
---|
Diduga Tercemar Limbah, Sungai di Sambi Boyolali Keruh Hitam dan Berbau |
![]() |
---|
Warga di Dua Desa Boyolali Resah, Sungai yang Biasa Mereka Gunakan Tercemar Limbah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.