Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Idul Adha 2024

Berkah Idul Adha, Pengrajin Pisau Keprabon di Klaten Jateng Kebanjiran Order, Sehari Bikin 120 Pisau

Dalam sehari, Jinanto bisa memproduksi 100 sampai 120 pisau yang setara dengan 5 sampai 6 kodi.

TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Jinanto (50) pengrajin pandai besi di Keprabon, Polanharjo, Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pengrajin pandai besi yang membuat kerajinan pisau di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten mendapat banyak permintaan menjelang hari raya Idul Adha.

"Memang, biasanya semua pisau kalau menjelang Idul Fitri dan Idul Adha ada (banyak) permintaan," ujar salah satu pengrajin, Jinanto (50) saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (31/5/2024).

Ia memproduksi pisau ukuran kecil, dengan dibantu keluarga.

Bahan baku pembuatan pisau sendiri terdiri dari besi janur, yakni besi bekas yang memiliki kadar baja.

Dalam sehari, Jinanto bisa memproduksi 100 sampai 120 pisau yang setara dengan 5 sampai 6 kodi.

Baca juga: Perajin Pandai Besi di Pasar Gawok, Sehari Bisa Sulap Besi Jadi 20 Cangkul, Pisau Hingga Clurit

Proses pembuatan pisau sendiri dimulai dari bahan baku yang dipotong sesuai ukuran, lalu dilakukan pembakaran, lalu dibentuk.

"Pembakarannya pakai angin blower, dulu manual pakai tangan," jelasnya.

Sementara untuk membentuk ketipisan pisau, dilakukan pemipihan dengan cara ditimpa manual.

Setiap hari, Jinanto mulai bekerja sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Untuk pisau hasil kerajinan miliknya, akan diambil oleh bakul pembeli dan selanjutnya dibawa ke pasar-pasar.

Baca juga: 3 Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Karanganom Klaten, 6 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

"Bakulnya dari tetangga, ada yang jual di Salatiga, Purworejo, Semarang juga ada," kata Jinanto.

Per pisau, ia hargai mulai Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribu. Sementara bila per kodi, ia menjual Rp 63 ribu sampai Rp 70 ribu.

Kasi Kesejahteraan Desa Keprabon, Haryanto mengatakan bila pengrajin pisau asal Keprabon total masih ada 25 pengrajin. Kebanyakan, usaha tersebut dilakukan sudah turun-temurun.

"Untuk pemasarannya biasa disetorkan ke bakul, ada yang sampai Sumatera, Sulawesi juga. Masing-masing bakul ada jadwalnya," paparnya.

Sekretaris Desa Keprabon, Muh Febria menambahkan beberapa kali dilakukan pelatihan guna meningkatkan keterampilan para pengrajin. Juga memberikan bantuan alat proses produksi.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved