Idul Adha 2024
Dilema Dispangtan Solo Jateng, Tak Bisa Larang Perdagangan Sapi Putri Cempo Meski Bahaya Dikonsumsi
Hewan-hewan ternak yang digembalakan di TPA Putri Cempo memiliki kebiasaan memakan sampah sehingga memiliki kandungan timbal melebihi ambang batas.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Jelang Hari raya Idul Adha atau yang juga sering dikenal dengan istilah Idul Kurban, sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo kini jadi sorotan.
Bukan tanpa alasan, hal itu tak lain karena kebiasaan sapi atau hewan ternak yang digembalakan di TPA Putri Cempo berbeda dengan ternak biasanya.
Selain digembalakan di TPA Putri Cempo, hewan-hewan ternak tersebut memiliki kebiasaan memakan sampah atau bekas makanan di tumpukan sampah tersebut.
Akibat konsumsi tersebut, hewan ternak yang berada di TPA Putri Cempo itu disebut memiliki kandungan timbal yang melebihi ambang batas.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispangtan) Kota Solo, Eko Luthfi meski pihaknya selalu melakukan monitoring hewan ternak di TPA Putro Cempo.
"Kalau itu tetap kami lakukan pengawasan meski tidak Idul Adha. Sebetulnya sudah diketahui bahwa sapi yang berada di sampah itu memiliki kandungan timbal yang tinggi di atas ambang batas maksimal kan 1 BPM. Apalagi untuk hewan yang sudah di sana pasti kandungannya tinggi," ujar Eko Luthfi, Jumat (7/6/2024).
Baca juga: Full Senyum, Jelang Idul Adha Jasa Asah Pisau di Solo Jawa Tengah Kebanjiran Order
Dengan kandungan timbal yang melebihi ambang batas tersebut, Eko berharap bagi masyarakat yang ingin membeli untuk keperluan hewan kurban pun agar berhati-hati.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa sebenarnya efek timbal dari daging hewan ternak di TPA Putri Cempo tidak langsung bisa dirasakan oleh masyarakat yang mengkonsumsi.
Namun efek tersebut berkelanjutan atau akan berakibat fatal bila daging hewan ternak termasuk sapi di TPA Putri Cempo dikonsumsi secara terus menerus.
"Harapannya kami kalau ada masyarakat ya tidak membeli, kalau terpaksa ya harus hati-hati meski pengaruhnya tidak langsung atau itu sifatnya akumulasi. Tapi dari pada beresiko lebih baik mencari hewan kurban yang sehat dan sesuai dengan ketentuan," sambung Eko.
Meski bisa berakibat fatal bagi masyarakat yang mengkonsumsi daging hewan ternak di TPA Putri Cempo, Eko mengaku tidak memiliki kewenangan untuk melarang perdagangan hewan-hewan tersebut.
"Kita hanya pengawasan di kesehatannya. Untuk dijual atau tidaknya kita tidak berwenang untuk melarang, hanya kita bisanya memberitahu masyarakat terkait kesehatan daging hewan kurban yang digembalakan di tempat sampah seperti apa," pungkas dia.
(*)
Ada Temuan Cacing Hati di Ratusan Sapi Kurban di Wonogiri, Tersebar di Semua Kecamatan |
![]() |
---|
3 Fakta Grebeg Besar yang Digelar Keraton Solo Jateng, Digelar untuk Rayakan Idul Adha |
![]() |
---|
3 Fakta Penyembelihan Hewan Kurban di DPC PDIP Sukoharjo Jateng : Ada Sapi dari Puan Maharani |
![]() |
---|
Momen Warga Berebut Gunungan Grebeg Besar Keraton Solo Jateng, Ada yang Dapat Kacang Panjang |
![]() |
---|
Potret Kirab Gunungan Keraton Solo Jawa Tengah, Digelar untuk Merayakan Idul Adha |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.