Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Full Senyum, Jelang Idul Adha Jasa Asah Pisau di Solo Jawa Tengah Kebanjiran Order

Jasa asah pisau di Solo Jateng mendapat berkah. Mereka kebanjiran order jelang Idul Adha 2024 ini.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Seorang tukang asah pisau, Hanung Suwondo mengaku kebanjiran order hingga ratusan pisau menjelang Idul Adha. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang tukang asah pisau, Hanung Suwondo mengaku kebanjiran order hingga ratusan pisau menjelang Idul Adha.

Kebanyakan lonjakan permintaan asah pisau untuk keperluan menyembelih hewan qurban.

“Biasanya menjelang Idul Adha antusiasme meningkat hampir 75 persen. Hari biasa koki, tukang daging, penghobi. Momen seperti ini jagal sudah mulai service pisaunya,” jelasnya saat ditemui Jumat (7/6/2024) di workshopnya.

Ia membuka jasa ini di rumahnya sendiri yakni di Jl. Kebenaran 1 No.17, Pajang, Laweyan, Surakarta.

Ia mematok biaya asah per 10 cm seharga Rp 20 ribu.

Mulanya ia membuka jasa asah hanya untuk lingkungan di sekitarnya.

Lama-lama ia membuka secara lebih luas hingga sekarang memiliki banyak pelanggan.

“Awal mula pertama kali 2016. Dari basic awal tetangga memang hobi ngasah. Waktu pandemi kok nggak buka jasa asah pisau. Baru inisiatif buka online google maps,” tuturnya. 

Ia awalnya belajar ilmu mengasah dari ayahnya.

Baca juga: Pisau Buatan Suami Istri Pandai Besi di Pasar Pengging Boyolali Jateng Laris Jelang Idul Adha 2024

Ia sendiri mengembangkan ilmu tersebut hingga dipercaya oleh banyak orang untuk mengasah pisau-pisau lokal hingga impor.

“Ilmu kebetulan almarhum bapak yang mengajarkan asah pisau. Dulu belajarnya satu batu. Sekarang sudah banyak batu dan tahapan,” jelasnya.

Pelanggannya berasal dari berbagai daerah. Mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Jakarta.

“Kalau customer lama sebelum puasa sudah masukkan peralatan sembelih,” tuturnya.

Banyak pelanggannya yang menggunakan pisau impor mempercayakan pengasahan kepadanya.

Meski begitu, pisau lokal juga banyak diasah olehnya.

Banyak pengguna yang memakai pisau impor karena perawatan yang lebih mudah.

Berbeda dengan pisau lokal yang cenderung menuntut maintenance yang lebih rumit.

“Impor 70 persen, 30 persen lokal. Mereka impor karena segi perawatan pisau sangat sederhana. Tidak karat, food grade. Kalau lokal harus lebih telaten lagi. Resiko karatnya tinggi. Kalau impor setelah dipakai dilap kering cuci bersih aman. Kalau lokal bahan limbah setelah pakai dilap kering dikasih minyak disimpan,” jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved