Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Klaten Jateng : Serabi Jawa Bu Tatmi, Masak Pakai Kayu Bakar, Pesepeda Kerap Mampir

Serabi Jawa Bu Tatmi di Karangdowo, Klaten berbeda dengan srabi di Solo. Ia kering dan dimasak di atas bara kayu bakar.

|
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Ibnu DT
Serabi Jawa Bu Tatmi di Dukuh Banaran, Desa Pugeran, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kamu sedang ada di Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten?

Ini ada rekomendasi kuliner buat kamu, namanya Serabi Jawa. 

Serabi ini makanan tradisional yang berbahan baku tepung beras. 

Nama tempat jualannya, Serabi Jawa Bu Tatmi. 

Lokasinya ada di Dukuh Banaran, Desa Pugeran, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten. 

Baca juga: 5 Rekomendasi Kuliner Enak di Wonogiri Jateng, Cocok untuk Makan Bersama Keluarga

Tatmi (56) lupa tahun awal dirinya berjualan serabi.

Yang dia ingat bahwa dirinya sudah berjualan itu lebih kurang 20 tahunan. 

"Tahun awalnya ga inget, dua puluh tahunan ada," ujar Tatmi kepada TribunSolo.com.

Di awal, ia membuat serabi dengan kuah santan.

Namun kurang diminati, sehingga ia hanya menjual serabi kering tanpa kuah.

Bahan baku membuat serabi, dipaparkan Tatmi dari tepung beras, santan, dan garam.

Bahan tersebut lalu dicampurkan dengan air panas, diaduk hingga siap menjadi adonan serabi.

Tempat memasak serabi, masih menggunakan gerabah dan kayu bakar.

Baca juga: 4 Kuliner yang Dekat Stasiun Purwosari Solo Jateng, Tahu Kupat Pak Gombloh Hingga Bubur Ayam

Hal ini masih ia pertahankan.

Diawal Tatmi berjualan, ia bisa menghabiskan adonan sebanyak 10 kilo per hari.

Namun saat ini ia hanya membuat 5 sampai 7 kilo adonan per hari.

"Kadang nambah, gak pasti. Nonton pembeli," ujar Tatmi.

Ia menjual serabi per tangkap Rp. 1.500, dengan isi 2 serabi dan Rp 5 ribu untuk 8 serabi.

Serabi Jawa Bu Tatik di Dukuh Banaran, Desa Pugeran, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten.
Serabi Jawa Bu Tatmi di Dukuh Banaran, Desa Pugeran, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten. (TribunSolo.com / Ibnu DT)

Rasa serabi sendiri cenderung gurih untuk yang original, namun bisa ditambahkan parutan kelapa dan juruh atau cairan gula merah untuk rasa manis.

Pembeli serabi sendiri, dikatakan Tatik bila dari berbagai daerah wilayah di Soloraya.

"Ada dari Baki, Solobaru, Tawangsari, Cawas, Klaten, Prambanan juga sampai kesini," ucapnya.

Salah satu pelanggan, Margono (60) asal Cawas bila saat bersepeda ia menyempatkan mampir membeli serabi.

"Kalau pit-pitan (sepedaan) kadang ke sini, cari (serabi) yang gurih," ujar Margono.

Baca juga: Sejarah Timlo Kuliner Khas Solo Jateng yang Awalnya Bukan Makanan Halal

Menurutnya serabi jawa lebih ia suka, ketimbang serabi solo yang digulung.

"Dibanding serabi solo kurang senang, ini (ada gurihnya, dan kering," jelasnya.

Pembeli lainnya, Lia (21) mengatakan bila serabi juga bisa dimakan sebagai pengganti sarapan.

"Dulu sering makan, tapi sekarang kerja di Jogja," ucapnya.

Lia mengaku bila serabi ini lebih  nagih, ketimbang serabi yang lain.

"Ini (serabi) jarang, beda sama yang lainnya," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved