Tarif Parkir Ngepruk di Festival Waduk Cengklik Boyolali Jateng, Pengunjung Auto Ngedumel

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Tarif parkir ngepruk di festival Waduk Cengklik viral di media sosial.

Sebagai informasi, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menggelar acar itu sejak kemarin hingga Minggu besok.

Ada berbagai macam kegiatan yang digelar agar Plaza waduk Cengklik (sebutan bangunan di sisi barat) itu ramai.

Tapi, biaya parkir yang menurut masyarakat tak bersahabat.

Untuk sepeda motor digetok Rp 5 ribu, sementara Mobil Rp 10 ribu.

Salah satu anggota grup Facebook Info Wong Simo Boyolali bahkan menyebut "Peresmian waduk cengklik Dan pemerasan!

Dia pun menulis jika pembukaan warung sebelah barat resmi dibuka.

"Tapi parkir ra resmi dan parkir motor Rp 5000,mobil 10.000,"

Baca juga: Potret 1.325 Orang Bersihkan Waduk Cengklik Boyolali Jateng, Basmi Eceng Gondok

Dia pun menyebut biaya parkir itu tak lazim.

Apalagi, dalam tulisan kertas karcis juga cukup menohok.

"Parkir bukan penitipan"

"Barang hilang / rusak bukan tanggung jawab kami,"

Menurutnya biaya parkir sebesar itu pun ga sebanding dengan fasilitas tempat parkir.

Lahan parkir terbuka tanpa peneduh sama sekali.

"Parkir e di panas2 ke ra enek iyub2 e blass, kang parkir e yoo ra ramah blassss, ( Tempat parkir tidak ada peneduhnya sama sekali, dan tukang parkirnya tidak ramah,"

Baca juga: Pelarian DS, Buronan Pesilat Keroyok Remaja di Boyolali Jateng, Berakhir di Rumah Sragen

Dia pun merasa kasihan dengan pedagang yang ada di dalam plaza.

Pasalnya biaya parkir sebesar itu membuat wisatawan mikir seribu kali jika mau menikmati jajanan di dalam plaza.

TribunSolo.com saat pembukaan festival Waduk Cengklik kemarin juga mengalami sendiri, parkir sepeda motor digetok parkir Rp 5 ribu.

Lokasi parkir berada di tanah negara yakni di dalam pagar keliling waduk Cengklik atau di lahan yang ada di depan plaza waduk Cengklik.

Petugas parkir yang mengaku warga sekitar pun tak memberikan kertas parkir.

"Karcisnya belum jadi," kata laki-laki petugas parkir.

(*)