Klaten Bersinar
6 Event Kesenian Rutin Digelar Pemkab Klaten di Era Bupati Sri Mulyani, Wujud Nguri-uri Budaya
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Di masa kepemimpinannya, Bupati Klaten Sri Mulyani bertekad majukan Kesenian dan Kebudayaan yang ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Terpantau beberapa event kesenian tradisional digelar secara rutin di Klaten.
Event kesenian itu menjangkau desa sampai kecamatan, dengan penampil dari berbagai lintas umur.
Baca juga: 5 Inovasi Bupati Sri Mulyani untuk Transportasi Klaten, Berbuah Penghargaan Wahana Tata Nugraha 2024
Mulai pelajar sampai lanjut usia dilibatkan dalam acara kesenian di Klaten.
Apa saja event kesenian yang dihidupkan Bupati Sri Mulyani? Berikut catatan TribunSolo.com:
1. Karnaval Budaya Klaten

Di masa kepemimpinan Bupati Klaten, Sri Mulyani, Pemkab rutin menggelar Karnaval Budaya Klaten setiap tahunnya.
Karnaval Budaya Kabupaten Klaten Tahun biasa digelar di Jalan Utama Kota Klaten, Jawa Tengah.
Event ini diikuti puluhan kontingan dari kecamatan di Klaten.
Melibatkan siswa tingkat SMA di bawah binaan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudparpora) Kabupaten Klaten.
Baca juga: Perjalanan Panjang Klaten Punya Bioskop: Mati Suri Puluhan Tahun, Dihidupkan oleh Bupati Sri Mulyani
Selain itu, acara ini menampilkan kostum tradisional dan pertunjukan seni dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kabupaten Klaten.
Parade ini membawa ribuan pengunjung menyaksikan keindahan budaya lokal yang dikemas dalam tampilan yang meriah dan berwarna-warni.
Setiap kelompok peserta, tampil dengan penuh semangat, mempresentasikan tarian, musik, dan kostum khas daerah.
2. Festival Reog

Bupati Klaten Sri Mulyani juga turut menggelar Festival Reog, sebagai wujud apresiasi dan pemberdayaan terhadap para pelaku dan pegiat seni lokal di Klaten.
Festival Reog ini digelar selama dua minggu, melibatkan puluhan grup reog dan ratusan seniman reog lokal.
Digelar di 26 wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten.
Acara ini merupakan komitmen Pemkab Klaten agar event kesenian tersebar di seluruh wilayah.
Selain itu, menurut Sri Mulyani, kegiatan seni budaya yang digelar secara masif bisa meningkatkan persatuan masyarakat.
Baca juga: Senyum Penyandang Disabilitas Klaten di Era Sri Mulyani : Diguyur Bansos, Dibuatkan Perda dan Perbup
3. Pagelaran Wayang Kulit

Pemkab Klaten di sepanjang kepemimpinan Bupati Sri Mulyani juga rutin menggelar pentas wayang kulit.
Misalnya ketika Hari Wayang Dunia/Nasional (HWD/HWN) 2024 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pentas wayang kulit digelar setiap malam secara bergilir di 12 wilayah kecamatan.
Pentas wayang kulit di Klaten ini merupakan inisiasi Dewan Kesenian Klaten 2024.
Acara ini merupakan momentum penting dalam upaya melestarikan wayang sebagai warisan budaya.
4. Hidupkan Kembali Mandala Wisata Klaten

Bupati Klaten Sri Mulyani bertekad menghidupkan kembali Pendopo Mandala Wisata Klaten yang terletak di Desa Telogo, Kecamatan Prambanan.
Pendopo ini dulu sebagai tempat Tourist Information Center (TIC) Kabupaten Klaten untuk memberikan informasi kepada wisatawan ang berkunjung di Klaten.
Pendopo Mandala Wisata Klaten memiliki lokasi yang sangat strategis, berada di samping pintu masuk timur Candi Prambanan. Bangunan ini terdiri dari satu bangunan pendopo besar, dan dua bangunan pengapit yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang seni dan sebagai Tourist Information Center (TIC).
Baca juga: Angka Kemiskinan Klaten Turun di Era Sri Mulyani, Ini 3 Cara Bupati Sejahterakan Warganya
“Sudah hampir satu dekade ini PendopoTIC tidak digunakan sebagai mana mestinya, sudah tidak ada pementasan seni seperti dulu, eman-eman pendopo sebagus in dibiarkan mangkrak,” tutur Sri Mulyani.
Lebih lanjut Sri Mulyani menjelaskan pihaknya telah memerintahkan Disparbudpora dan Dewan Kesenian Klaten untuk segera mengagendakan kegiatan di Pendopo Mandala Wisata.
“Pendopo inikan bisa digunakan untuk Wayang, Kethoprak, Pameran Kesenian maupun buat resepsi pernikahan warga. Sehingga bisa menarik wisatawan yang berkunjung ke Prambanan,” jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap penuh dukungan warga khususnya masyarakat Kecamatan Prambanan untuk memfungsikan kembali Pendopo tersebut.
5. Gelar Ketoprak

Pemkab Klaten juga rutin mengadakan pentas ketoprak.
Pentas ketoprak ini merupakan kolaborasi Dewan Kesenian Klaten, Pemerintah Kabupaten Klaten, unsur TNI dan Polri, serta masyarakat.
Ketua Umum Dewan Kesenian Klaten, Sunarna menyampaikan Kabupaten Klaten memiliki banyak potensi, termasuk potensi budayanya.
leh karena itu, untuk melestarikan budaya dan memperingati Hari Jadi ke 220 Klaten serta HUT ke 79 RI, Dewan Kesenian Klaten dan Pemerintah Kabupaten Klaten menggelar ketoprak dengan cerita "Babad Hadeging Klaten” memoar 855 - 1804.
Baca juga: Mantap! Rapor Pelayanan Publik Pemkab Klaten Ranking 14 Nasional di Era Kepemimpinan Sri Mulyani
Pada kesempatan yang sama, Bupati Klaten Sri Mulyani memberikan apresiasi kepada jajaran Pemkab Klaten dan seluruh pemain ketoprak dengan cerita "Babad Hadeging Klaten” memoar 855 - 1804.
Sri Mulyani berharap, dengan digelarnya pagelaran ketoprak ini dapat menjadi upaya nguri-nguri dan memperkenalkan budaya lokal Kabupaten Klaten kepada generasi muda.
“Sebuah hiburan yg luar biasa. Latihannya ini sudah berbulan-bulan. Malam hari ini kita berikan suguhan ketoprak dan nguri-nguri budaya yang bisa kategorikan langka. Terima kasih banyak kepada seluruh pengisi ketoprak, dan seluruh pegiat seni. Harapannya kita semua bisa terhibur dan bisa memberikan pengenalan budaya kepada generasi penerus,” ujar Sri Mulyani.
Terakhir, Bupati Klaten Sri Mulyani menyerahkan piagam penghargaan bagi pegiat seni ketoprak di Kabupaten Klaten, adapun kategorinya : sekolah pelestari seni, pemerintah desa pelestari seni, media pelestari seni, sanggar pelestari seni, dan pengusaha/ perusahaan pelestari seni.
6. Festival Candi Kembar

Festival Candi Kembar rutin digelar di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, oleh Pemkab Klaten.
Acara tahunan ini kembali diramaikan dengan kirab gunungan hasil bumi di desa setempat.
Pada penyelenggaraannya yang kelima ini, kirab gunungan hasil bumi digelar Sabtu (8/9/2024) siang.
Sebanyak delapan gunungan diarak oleh warga Bugisan mulai dari parkiran Candi Sewu hingga lapangan di sisi timur komplek Candi Plaosan Utara sekaligus menjadi vanue utama penyelenggaraan Festival Candi Kembar.
Selain arak-arakan, kirab tersebut juga dimeriahkan parade seni dan budaya yang ditampilkan kelompok masyarakat mewakili dukuh di Desa Bugisan.
Baca juga: 4 Gebrakan Bupati Klaten Sri Mulyani Jelang Purnatugas, Undang Investor Masuk Kabupaten Bersinar
Kegiatan inipun menjadi perhatian masyarakat, bukan hanya dari warga Bugisan dan Kecamatan Prambanan, juga wisatawan mancanegara.
Festival ini digelar selama tiga hari, mulai dari Jumat (6/9/2024) hingga Minggu (9/9/2024). Plt Camat Prambanan, Tomisila Adisama mengatakan berbagai kesenian lokal ditampilkan dalam Festival Candi Kembar, mulai dari tari tradisional, kesenian gejog lesung, hingga seni karawitan ditampilkan oleh masyarakat.
Festival ini juga menjadi pelestarian dan pengembangan seni budaya di desa yang mendapatkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia ini.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya di Desa Bugisan, menarik wisatawan domestik dan mancanegara, menggali potensi masyarakat di bidang seni dan budaya, serta mengembangkan UMKM sekitar Candi Kembar,” ujarnya.
Bupati Klaten, Sri Mulyani didampingi jajaran Forkopimda Klaten dan kepala OPD Kabupaten Klaten turut hadir dalam acara kirab gunungan Festival Candi Kembar.
Dalam kesempatan tersebut, ia meminta seluruh elemen masyarakat di Desa Bugisan terus mempertahankan dan mengembangkan potensi pariwisata lokal.
“Ke depan, pemerintah daerah akan terus mendorong dan membina pengembangan Desa Bugisan, memastikan potensi wisatanya terjaga. Saya berharap semua pihak menjaga kebersihan, lingkungan, dan merawat situs candi yang ada,” paparnya.
(*/adv)