Info Pendidikan
Apindo Beri Motivasi Civitas Academica Upitra Hadapi Masyarakat 5.0 yang Lekat dengan Teknologi
Wakil Ketua Pendidikan dan Keterampilan Apindo Jimmy Gani menjadi narasumber dalam Sharing Session.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wakil Ketua Pendidikan dan Keterampilan Apindo Jimmy Gani menjadi narasumber dalam Sharing Session, Kamis (19/12/2024). Ia berbagi kepada para civitas academica Universitas Pignatelli Triputra (Upitra) mengenai bagaimana menghadapi masyarakat 5.0 yang lekat dengan teknologi.
“Sekarang sudah menuju society 5.0. Dulu pakai ATM sekarang digital banking. Interaksi semakin berkurang. Manusia yang nggak bisa menyesuaikan akan tergilas,” ungkapnya.
Baca juga: Jos! Dosen UPITRA Raih Anugerah LLDIKTI, Dorong Transformasi Layanan Perpustakaan Menuju Era Digital
Interaksi manusia dengan mengandalkan teknologi informasi sangat terasa terutama saat Indonesia menghadapi pandemi covid-19. Mulai dari pendidikan hingga kesehatan semua tergantikan dengan teknologi interaksi jarak jauh.
“Ke dokter harus ngantri. Nggak tahunya bisa online. 6 tahun lalu belum terpikirkan,” jelasnya.
Maka dari itu para civitas academica Upitra perlu menangkap fenomena ini dengan cermat. Setidaknya ada tiga tren terbaru yang kini dihadapi berbagai belahan bumi. Di antaranya globalisasi, urbanisasi, hingga digitaliasi.
Para civitas perlu menyusun strategi agar menjadi sebuah organisasi yang berorientasi pada smart organization. Tidak hanya bersaing dalam hal harga atau kualitas tapi juga berinovasi dan berpikir lain dari pada yang lain.
“Perbedaan tim yang menang dan kalah adalah strategi. Sekarang lebih bicara smart organization. Perusahaan tidak hanya supaya lebih murah atau lebih kualitas. Harus lebih smart,” tuturnya.
Ia menyarankan agar di dalam sebuah tim tidak perlu memaksakan untuk menyamakan persepsi. Karena menurutnya persepsi hampir tidak mungkin untuk sama.
“Bukan menyamakan persepsi tapi memahami bahwa kita punya persepsi yang berbeda. Bagaimana kemudian kita ketemu di tengah. Menengahi perbedaan supaya terjadi kesepakatan. Dengan persepsi yang berbeda tetap berjalan bersama-sama,” terangnya.
Baca juga: Keren! Hampir Separuh Lulusan UPITRA Solo Sudah Diterima Kerja Sesuai Jurusan Sebelum Diwisuda
Dalam menghadapi tantangan zaman, menurutnya musuh yang paling besar adalah diri sendiri. Untuk meraih keberhasilan seseorang perlu memacu dirinya untuk berpikir besar, memulai dengan hal kecil, bergerak cepat.
Ia juga menyampaikan ada 6 keahlian yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin yang memiliki posisi strategis. Di antaranya keahlian untuk antisipasi, tantangan, interpretasi, putusan, penyelarasan, dan pembelajaran.
Lalu ada 3 faktor yang menentukan keberhasilan, yaitu mengambil keputusan, implementasi, kesempatan. “Tergantung bagaimana keputusan yang kita ambil dan bagaimana implementasinya,” jelasnya.
(*)
Cerita Faaris Siswa SDII Lolos Final OSN 2025: Pertama Kali Ikut Olimpiade IPS, Langsung Berprestasi |
![]() |
---|
Sinergi Pesantren dan Penguatan Ekonomi Umat Berskala Internasional di IIEF 2025: Optimalkan Potensi |
![]() |
---|
Cemerlang Berlogika, Siswa SMP ABBS Surakarta Berhasil Sabet Juara III Olimpiade Matematika |
![]() |
---|
Bikin Bangga! PMR Madya 'Anala Darma' SMPI Al Abidin Surakarta Raih Prestasi di Ajang Frosity 2025 |
![]() |
---|
PMR Madya “Anala Darma” SMPI Al Abidin Surakarta Raih Prestasi Gemilang di Ajang Frosity 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.