Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Oleh oleh Khas Sukoharjo

4 Roti Khas Sukoharjo Jawa Tengah yang Legendaris Dijadikan Oleh-oleh, Ada Resep Sejak Jaman Belanda

Jika kamu sedang menghabiskan waktu liburan di Sukoharjo, ada beberapa roti legendaris yang wajib dicoba.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
INSTAGRAM/bukumenudisolo
Roti Bolu Sajiyem yang legendaris di Sukoharjo. (instagram/bukumenudisolo) 

Roti Dinar ini melegenda karena sering dijadikan oleh-oleh pada acara hajatan.

2. Roti Sajiyem

Roti Sajiyem
Roti Sajiyem (tribunjateng/mahasiswa UIN Solo Magang)

Di tiap kota sudah ada brand atau merk roti yang terkenal bahkan menjadi ikon oleh-oleh.

Di Kabupaten Sukoharjo terdapat usaha Roti Sajiyem yang sudah eksis sejak 1995.

Roti Sajiyem terletak di RT.01/RW.09, Dusun III, Blimbing, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Calon pembeli bisa langsung lihat proses pembuatan roti di rumah produksi sekaligus toko tempat penjualan di dalam gang.

Roti Sajiyem Bakery tetap dengan rumah produksi aslinya.

Baca juga: 7 Kuliner Solo Favorit dan Langganan Jokowi juga Keluarganya, Ada Soto hingga Sate Kambing

Penamaan Sajiyem berdasarkan nama pemilik yakni Sajiyem yang kini sudah berumur 68 tahun.

Saat ini anak Sajiyem bernama Tri Hastuti yang kerap disapa Tuti menjadi pengelola Roti Sajiyem.

Usaha ini merupakan kolaborasi dari anak-anak ibu Sajiyem seperti bidang bahan pokok, pemasaran, dan pengelolaan.

"Dalam penamaan Sajiyem sebagai brand roti, ya sudah Roti Sajiyem begitu saja. Saya memulai ini semua memang dari nol, seperti saya menitipkan barang jualan ke orang-orang. Pada mulanya apapun yang bisa dikerjakan, saya kerjakan dan beruntungnya dapat bertahan hingga sekarang. Tidak ada perubahan apa-apa terkait roti, dari dulu sudah seperti itu rasanya" cerita Sajiyem saat diwawancarai. 

Roti Sajiyem mulai berdiri tahun 1995 dan mengalami perkembangan pesat mulai tahun 2000-an.

Awal mula pemasaran roti Sajiyem dijual di pasar, dititip-titipkan di warung kecil, hingga menitipkan roti-rotinya ke pasar atau toko oleh-oleh.

Dahulu jumlah produksi hanya kisaran 30 kotak setiap harinya dan sekarang sudah mencapai 300-500 kotak terjual perharinya. Jumlah tersebut belum termasuk jika mendapatkan pesanan khusus. 

Varian roti yang ditawarkan tentu sangat beragam, dengan catatan masih menjaga keotentikannya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved