Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Gajah Dirantai di Waduk Gajah Mungkur

Viral Gajah Dirantai di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri karena Birahi, Pernah Ada Tragedi 2016 Silam

Beberapa tahun lalu, sempat ramai soal gajah jantan Panamtu yang menginjak dokter hewan di Balai Konservasi Wonogiri, Jawa Tengah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribun Solo / Istimewa
Gajah di taman satwa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri, memberikan tanggapan soal kondisi hewan gajah yang dirantai di Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Jawa Tengah,

Kondisi gajah dirantai tersebut menjadi sorotan usai unggahan di media sosial salah satu tokoh publik.

Berdasarkan unggahan disebutkan kondisi gajah tersebut selalu dirantai dan berada di kandang kecil yang tidak layak. 

Baca juga: Sejarah Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang Viral karena Gajah Dirantai : Warisan Pak Harto dan Jepang

Narasi juga menunjukkan juga gajah menunjukkan perilaku stress.

Kepala Disporapar Haryanto, mengungkapkan kondisi di lapangan tidak seperti yang disebutkan.

Gajah tersebut hanya dirantai di waktu-waktu tertentu saja.

Haryanto mengatakan, gajah yang waktu itu dirantai sedang dalam masa birahi.

Baca juga: Pengelola Ungkap Alasan Gajah di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Dirantai, Sebut karena Masa Birahi

Saat birahi, gajah menurutnya menjadi sangat agresif sehingga perlu dirantai demi menjaga keselamatan.

"Kebetulan birahi, jadi untuk menjaga keselamatan khususnya pengunjung, mahout (pawang) dan dokter hewan yang selalu merawat gajah yang ada disini," jelasnya, Jumat (5/1/2025).

Selain itu, setiap hari sepasang gajah bernama Panamtu dan Sari itu selalu dilepas oleh mahout atau pawang untuk diajak berkeliling di area waduk agar gajah tidak mengalami stress.

Kolase foto gajah di Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang viral, Minggu (5/1/2025).
Kolase foto gajah di Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang viral, Minggu (5/1/2025). (TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

Gajah itu dilepas sebelum objek wisata dibuka atau sewaktu belum ada pengunjung. Ketika pengunjung berdatangan, gajah dikembalikan ke kandangnya.

Baca juga: Cara Menuju ke Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang Tiba-tiba Viral Gegara Adanya Gajah Dirantai

"Setiap pagi walaupun kondisi birahi, sebelum ada pengunjung, dari teman-teman mahout selalu melepas gajah, dilepas secara liar, dinaiki, dimandikan agar gajah tidak mengalami stress," kata Haryanto.

Soal kondisi gajah, ia memastikan gajah dalam kondisi sehat dan tidak stress. Itu bisa dilihat dari kulit, kuku, bulu, berat badan dan sifat gajah.

Pantauan di lokasi, gajah betina bernama Sari juga kerap berinteraksi dengan pengunjung. Sari juga mendengarkan instruksi dari pawang ketika diminta berpose dengan pengunjung.

"Kondisi riilnya seperti itu, kami sebagai organisasi yang berhak mengelola ini kewenangan kami, kami sudah melaksanakan perawatan gajah dengan sebaik mungkin," tegasnya.

"Dirantai waktu tertentu saja, tidak selamanya, setiap pagi pasti kami keluarkan dari kandang, diajak jalan-jalan oleh mahout, harus dirantai untuk menjaga keamanan apalagi pas birahi," imbuhnya. 

Baca juga: DAFTAR Pemenang Golden Disc Awards 2025, Tak Ada Member BLACKPINK atau BTS yang Menang

Meski begitu, pihaknya mengucapkan terima kasih atas saran, kritik dan masukan dari masyarakat terkait kondisi satwa disana.

Ia memastikan keberadaan gajah di taman satwa Waduk Gajah Mungkur itu sudah sesuai dengan prosedur atau mekanisme yang ada. 

Selain itu, ia memastikan pengelolaan taman satwa disana juga sudah mengantongi surat izin. Menurut dia, tidak mungkin disana ada gajah apabila tidak memiliki izin sebagai lembaga konservasi.  

"Dari BKSDA sendiri selalu melakukan pemantauan secara rutin, sehingga untuk kesehatan, kandang gajah sudah layak," kata dia.

Baca juga: 3 Fakta Viral Gajah di WGM Wonogiri Dirantai, Diduga Difoto Sore Hari Selepas Pawang Pulang

Kata Pawang

Terpisah, salah satu mahout di taman satwa itu, Dwi Haryadi memastikan gajah disana tak selalu dirantai. Menurut dia, gajah hanya dirantai di waktu-waktu tertentu saja, semisal saat birahi dan saat malam hari. Perantaian itu dilakukan untuk alasan keamanan.

"Sebenarnya tidak selalu gajah dirantai. Ini setiap pagi diumbar (dilepas), dinaikin kita terus diangon di pinggi waduk 1,5 sampai 2 jam," kata dia, Minggu (5/1/2025).

Adapun alasan gajah dirantai selain saat masa birahi, yakni demi keamanan, sebab gajah menjadi lebih agresif ketika malam hari.

Ia memastikan dua gajah itu dirawat dengan baik dan kondisinya sehat. Hal itu bisa dilihat dari beberapa ciri-ciri gajah dan keaktifan gajah itu sendiri.

"Alhamdulillah gajahnya sehat-sehat, bisa dilihat dari kegemukan, kelincahannya, dari kulitnya, rambut-rambutnya. Kalau ada bopeng kan tidak tumbuh. Gajahnya happy dan terawat," katanya.

Esthi Oktavia Wara Hapsari
Esthi Oktavia Wara Hapsari (Ist)

Kasus Gajah Injak Dokter Hewan di Gajah Mungkur

Beberapa tahun lalu, sempat ramai soal gajah jantan Panamtu yang menginjak dokter hewan di Balai Konservasi Wonogiri, Jawa Tengah.

Diketahui, gajah tersebut berasal dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur.

Sudiono (45) pernah menjadi pawang Panamtu selama enam bulan ada tahun 1993. Panamtu kepanjangan dari Pancasila Tanamkan di hatimu.

"Dulu dia masih anak-anak, belum terlalu terlihat sifatnya," kata Sudiono saat ditemui di Pusat Konservasi Gajah (PKG) TNWK Lampung Timur, Kamis (12/5/2016).

Baca juga: Mengenang Laga Terakhir Shin Tae-yong Bersama Timnas di Manahan Solo: Lambaian Tangan Isyarat Pamit

Ia mengatakan, Panamtu termasuk gajah pejantan yang agresif.

Pengalaman Sudiono merawat gajah sudah lebih dari 30 tahun, tetap saja menerima perlawanan dari gajah peliharaannya itu.

Dokter Hewan Dedi Chandra yang menangani gajah di TNWK Lampung menjelaskan bahwa menangani hewan, apalagi liar, berisiko tinggi.

"Sekalipun dia jinak, tetap saja hewan tersebut memiliki sisi liarnya. Keselamatan kita harus lebih diutamakan," kata Dedi.

Dia menceritakan menangani gajah sekalipun perlu menerapkan standar prosedur operasional yang ketat.

"Kita tidak tahu apakah hewan itu nyaman atau tidak saat dalam penanganan kita," ujarnya.

Seorang dokter hewan meninggal dunia setelah terinjak seekor gajah di lokasi wisata Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Rabu (11/5/2016).

Gajah bernama Panamtu mendadak mengamuk dan menerjang sang dokter.

Saat itu, dokter bernama Esthi Octavia Warahapsari (25) itu sedang bertugas melakukan pemeriksaan rutin.

Gajah jantan tersebut merupakan koleksi dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri untuk daya tarik wisata di lokasi ini.

Dari keterangan yang diperoleh, Esthi bersama tiga pawang gajah, yaitu Febri, Umar dan Arif, membawa dua gajah yaitu Panamtu dan Panamsari ke lapangan untuk diperiksa kesehatannya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved