Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Warga Multicultural School, Cara Yayasan Pendidikan Warga Surakarta Cerdaskan Siswa dengan Toleransi

Nilai toleransi ditanamkan kepada setiap diri masing-masing siswa dengan kegiatan yang diadakan di sekolah.

Yayasan Warga
Yayasan Pendidikan Warga Surakarta memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan visi cerdaskan anak bangsa, salah satunya dengan 'Warga Multicultural School'. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Yayasan Pendidikan Warga Surakarta memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan visi cerdaskan anak bangsa sepanjang masa.

Salah satunya dengan 'Warga Multicultural School', yakni menyediakan pendidikan berbasis menunjung tinggi toleransi.

Kadiv LMP Yayasan Pendidikan Warga, Maria Evangeli Onate mengatakan Warga Multicultural School ini mempertegas bahwa sekolah dibawah naungan Yayasan Pendidikan Warga Surakarta merupakan sekolah nasional, yang menjunjung beraneka macam budaya dan keberagaman.

"Artinya kita melayani peserta didik dan masyarakat di bidang pendidikan itu untuk semua agama kami terbuka, untuk semua suku, ras," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (29/1/2025).

Baca juga: Selangkah Lagi! D3 Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Warga Surakarta Berakreditasi Unggul

"Sehingga memang selama 120 tahun ini kita berdiri, kita mengangkat tema multicultural school, artinya banyak budaya di dalamnya, hampir semua agama kita layani, juga ras dan bahasa kita ada," tambahnya.

Nilai toleransi ditanamkan kepada setiap diri masing-masing siswa dengan kegiatan yang diadakan di sekolah.

Ia mencontohkan saat perayaan imlek beberapa saat lalu, yang mana seluruh siswa dari TK hingga Sekolah Tinggi Teknologi (STT) turut memeriahkan peringatan Grebeg Sudiro 2025.

"Contoh Imlekan kemarin, kita tidak berbasis Chinese Culture, tetapi kita malah mengangkat TK sampai SMK berpartisipasi di Grebeg Sudiro, di karnavalnya, bahkan anak-anak yang biasanya cuma megang mesin, jadi pegang jodang," terangnya.

"Kemudian nanti di ramadan, biasanya kita punya agenda bagi-bagi takjil, ada program pesantren kilat, nanti disaat murid-murid yang beragama muslim mengikuti pesantren kilat, yang agama lain juga ibadah, sama seperti natal," sambungnya.

Untuk mewujudukan toleransi ersebut, Yayasan Pendidikan Warga Surakarta memberikan fasilitas berupa ruang ibadah hingga guru agama.

"Harapan kita, kita dulunya dikira sekolah Kristen, tetapi faktanya kami melayani semua agama, Yayasan Pendidikan Warga melayani semua lapisan masyarakat, semua budaya, dari latar belakang apapun kami melayani," jelasnya.

"Supaya semua berhak mendapatkan pendidikan yang sama, dengan fasilias yang sama, visinya cuma satu, yaitu mencerdaskan anak bangsa sepanjang masa dari semua golongan," pungkasnya. 

Baca juga: Yayasan Warga Solo Gelar Persembahan Warga untuk Indonesia, Ajak Siswa untuk Peduli Lingkungan

Abraham Ishak menambahkan, selain aktif di event kota solo, secara kongkrit Yayasan Pendidikan Warga Surakarta juga memfasilitasi semua agama para siswa siswi, ada Guru Agama Islam, Guru Agama Kristen, Guru Agama Katholik, Guru Agama Hindu, Guru Agama Budha, Guru Agama Konghucu, juga ada Guru Agama penghayat kepercayaan. 

Jika memasuki perayaan Keagamaan, sudut sekolah di hias sesuai nuansa hari raya keagamaan, para siswa bersama-sama menghias kelas dan lingkungan sekolah dengan hiasan sesuai nuansa hari raya.

Ini menjadi salah satu bentuk nyata kebersamaan dalam perbedaan, sehingga anak-anak memiliki rasa toleransi tinggi terhadap rekan-rekan yang lain.

(*/adv)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved