Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Wisata di Solo

Wisata di Solo Taman Balekambang yang Dipercaya Diberkahi, Ternyata ini Lho Sosok Pendirinya

Taman Balekambang memiliki keberkahan, karena pada masa sebelum pembangunan taman, tempat ini sudah menjadi tempat bermukim Ki Ageng Pemanahan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com
WISATA DI SOLO - Suasana Taman Balekambang Solo, Jumat (3/9/2021). 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Taman Balekambang adalah salah satu tempat bersejarah yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Sejarah mencatat bahwa taman ini mulai dibangun pada masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII pada 26 Oktober 1921.

Konon, KGPAA Mangkunegara VII membangun Taman Balekambang ini untuk kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah.

Bagi banyak orang, taman ini diyakini memiliki nilai sejarah yang lebih dalam lagi, bahkan dianggap sebagai tempat yang diberkahi, berkat hubungannya dengan tokoh besar Ki Ageng Pemanahan.

Taman yang Dipercaya Diberkahi

Banyak masyarakat yang meyakini bahwa Taman Balekambang memiliki keberkahan, karena pada masa sebelum pembangunan taman, tempat ini sudah menjadi tempat bermukim Ki Ageng Pemanahan.

Ki Ageng Pemanahan dikenal sebagai tokoh yang berjasa dalam membuka Alas Mentaok, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram.

Salah satu tokoh yang mengungkapkan pandangannya tentang hubungan sejarah antara Taman Balekambang dengan Ki Ageng Pemanahan adalah Canggah Dalem Pakubuwono X, Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) L. Nuky Mahendranata Nagoro. Menurutnya, sangat wajar jika KGPAA Mangkunegara VII memilih tempat ini sebagai lokasi untuk membangun taman bagi kedua putrinya, karena tempat ini sudah memiliki nilai sejarah yang mendalam.

"Dulu tempat bersejarah yang dipakai Ki Ageng Pemanahan, leluhur Mataram. Mangkunegara menggunakan tempat ini untuk kedua putrinya dan kemudian dinikmati masyarakat," ujarnya. Bahkan, pada era Pajang, kawasan ini sudah menjadi bagian dari komunitas masyarakat dan sebuah desa yang menjadi cikal bakal Mataram di Kota Gede.

Petilasan Ki Ageng Pemanahan

Tidak jauh dari Taman Balekambang, tepatnya di Pasar Depok, terdapat sebuah titik yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai petilasan Ki Ageng Pemanahan. Konon, tempat ini digunakan oleh Ki Ageng Pemanahan untuk bertapa.

 Keberadaan petilasan ini semakin memperkuat keyakinan masyarakat akan pentingnya kawasan ini dalam sejarah Kerajaan Mataram.

Setiap tahun, Pemerintah Kota Surakarta mengadakan acara Grebeg Syawal, yang salah satu rangkaian acaranya adalah Syawalan Ing Balekambang.

Acara ini menampilkan kisah Babad Alas Mentaok, yang menggambarkan perjuangan Ki Ageng Pemanahan dalam membuka alas dan mendirikan Kerajaan Mataram.

Taman Balekambang: Taman untuk Kedua Putri Mangkunegara VII

Taman Balekambang pada mulanya dibangun untuk kedua putri KGPAA Mangkunegara VII, yaitu GRAy Partini dan GRAy Partinah.

Taman ini dinamakan "Partini Tuin" untuk putri pertama, yang berarti taman air, dan "Partinah Bosch" untuk putri kedua, yang berarti hutan Partinah.

 Diharapkan, taman air dan hutan kota ini dapat berfungsi sebagai paru-paru bagi Kota Surakarta, memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi masyarakat.

Taman Balekambang resmi dibuka pada 26 Oktober 1921, dan sejak saat itu menjadi salah satu tempat wisata yang sangat dihargai oleh masyarakat Surakarta.

Selain menjadi tempat rekreasi, taman ini juga mengandung nilai sejarah yang mendalam, karena merupakan lokasi yang pernah dihuni oleh tokoh-tokoh besar yang berperan dalam pembentukan Kerajaan Mataram.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved