Fakta Menarik Tentang Sragen
Asal-usul Kaliyoso di Kalijambe Sragen : Dulunya Hutan Belantara yang Dihuni Hewan Buas
Warga setempat sering menyebut Dukuh mereka dengan sebutan Kaliyoso Jogopaten yang berjarak 15 km dari Kota Solo.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Ilmu agamanya telah diuji oleh Pakubuwono IV, sehingga ia dipercaya untuk menyebarkan agama Islam di utara Solo, karena pada saat itu mayoritas warga belum memeluk agama Islam.
Kiai Abdul Djalal berangkat menuju Kaliyoso dengan menempuh jalur air melintasi Sungai dengan menggunakan perahu terbuat dari bambu.
Baca juga: Sejarah Terminal Tirtonadi Solo, Namanya Diabadikan dalam Lagu Didi Kempot dan Gesang
Perjalanan dimulai dari Kali Solo, dilanjutkan melintasi Sungai Bengawan Solo, dan sampailah di percabangan anak sungai di Dusun Butuh, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.
Kemudian, Kiai Abdul Djalal meneruskan perjalanan ke Sungai Cemara dengan melawan arus, sebelum akhirnya memantapkan diri untuk tinggal disuatu tempat di sebelah selatan Sungai Cemara.
Oleh Kiai Abdul Djalal kemudian tempat itu disebut sebagai Kaliyoso.
"Kaliyoso terdiri dari dua kata, yakni Kali dan Yoso dalam bahasa Jawa, kali artinya sungai, dan Yoso berarti membuat kampung," kata dia H Rubhan.
"Sehingga Kaliyoso memiliki makna membuat kampung di pinggir sungai," paparnya.
Baca juga: Sosok Iwan Sulistya Setiawan, Kades Wunut Klaten yang Bagikan THR kepada Warga, Dikenal Inovatif
Setelah mendirikan sebuah masjid, akhirnya agama Islam dapat berkembang pesat di wilayah Kalijambe dan sekitarnya hingga saat ini.
Jika memasuki Kampung Kaliyoso Jogopaten, maka nuansa agama Islam kental terasa dengan keberadaan Pondok Pesantren Kiai Abdul Djalal.
Kiai Abdul Djalal dimakamkan di dekat masjid yang berumur 232 tahun itu.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa Kaliyoso yang bermakna mendirikan kampung didekat sungai, akhirnya menjadi cikal bakal perkembangan agama Islam di wilayah utara Solo.
(*)
Kenapa Sragen Disebut Bumi Sukowati? Ini Sejarahnya, Dulu Wilayah Membentang Sampai ke Madiun |
![]() |
---|
Asal-usul Makam Butuh di Plupuh Sragen, Tempat Peristirahatan Terakhir Keluarga Joko Tingkir |
![]() |
---|
Mitos Pohon Asam Ratusan Tahun di Punden Keramatan Krakilan Sragen, Tak Ada Warga Berani Menebang |
![]() |
---|
Kenapa Banyak Fosil Ditemukan di Sangiran Sragen? Berawal Letusan Gunung Berapi Jutaan Tahun Lalu |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Singopadu di Sidoharjo Sragen: Ada Dua Versi, Salah Satunya Kisah Singo Menggolo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.