Fakta Menarik Tentang Solo
Sejarah Terminal Tirtonadi Solo, Namanya Diabadikan dalam Lagu Didi Kempot dan Gesang
Terminal Tirtonadi Solo, yang kini dikenal sebagai salah satu pusat transportasi utama di kota ini, memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Terminal Tirtonadi adalah salah satu tempat ikonik di Kota Solo.
Terminal Tirtonadi juga diabadikan dalam sebuah lagu oleh maestro campursari, Didi Kempot.
Saat ini, Terminal Tirtonadi menjadi terminal bus tipe A terbesar di Kota Solo.
Baca juga: Sejarah Angkringan atau Wedangan, Bukan dari Solo dan Jogja, Pencetusnya Justru Orang Klaten
Terminal ini terletak di Kecamatan Banjarsari dan beroperasi 24 jam karena merupakan jalur antara yang menghubungkan angkutan bus dari arah timur (Jawa Timur) dan angkutan bus dari arah barat (Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta).
Sejarah Terminal Tirtonadi Solo
Nah tahukan Tribuners, Terminal Tirtonadi Solo, yang kini dikenal sebagai salah satu pusat transportasi utama di kota ini, memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Terletak di Jl. Ahmad Yani, terminal ini pertama kali beroperasi pada 18 Juli 1976.
Seiring berjalannya waktu, Terminal Tirtonadi menjadi saksi bisu perkembangan kota Solo dan peningkatan kebutuhan transportasi di Jawa Tengah.

Awal Mula Berdirinya Terminal Tirtonadi
Sebelum Terminal Tirtonadi berdiri, Solo memiliki terminal yang bernama Stasiun Bus atau Stanplat Hardjodaksino yang terletak di Gemblegan
Namun, stanplat ini sangat terbatas, hanya cukup untuk menampung 10-12 unit bus.
Selain itu, lahan yang sempit juga harus dibagi untuk ruang kantor dan ruang tunggu penumpang.
Pintu masuk dan keluar hanya ada satu, sementara jumlah bus yang melayani rute antarkota dalam provinsi (AKDP) masih terbatas, seperti Solo-Semarang dan Solo-Pekalongan.
Baca juga: Sejarah Selat Viens Kuliner Ikonik Kota Solo, Dulu Restoran Tradisional, Kini Buka Banyak Outlet
Bus antarkota antarprovinsi (AKAP) juga masih sangat sedikit, sementara jumlah penumpang terus meningkat.
Kondisi ini tentu menjadi masalah bagi kelancaran operasional terminal dan kenyamanan penumpang.
Sejarah Batik Mahkota Laweyan Solo, Berdiri Sejak 1956 Penerus Batik Puspowidjoto |
![]() |
---|
Ada Bekas Kamar Bung Karno di Loji Gandrung Rumah Dinas Wali Kota Solo, Konon Ada Kisah Mistisnya |
![]() |
---|
Sejarah Tari Gambyong, Tarian Asal Solo yang Biasa untuk Pembukaan Acara, Berawal dari Mangkunegaran |
![]() |
---|
Sejarah SDN Bromantakan, Sekolah Dasar Negeri Pertama yang Berdiri di Kota Solo Dibangun Tahun 1912 |
![]() |
---|
Asal Usul Balai Soedjatmoko Solo yang Erat dengan Toko Buku Gramedia Solo, Bekas Rumah Dinas Dokter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.