Ramadhan 2025
Makna di Balik 1.000 Tumpeng dan Lampu Ting saat Peringatan Malam Selikuran Keraton Solo
Untuk informasi, Malam Selikuran merupakan salah satu tradisi khas masyarakat Jawa yang berlangsung pada malam ke-21 di bulan Ramadhan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo menggelar kirab Malam Selikuran, Kamis (20/1/2025) malam.
Untuk informasi, Malam Selikuran merupakan salah satu tradisi khas masyarakat Jawa yang berlangsung pada malam ke-21 di bulan Ramadhan.
Kirab Malam Selikuran dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, mulai dari Kori Kamandungan Keraton Solo dan berakhir di Plaza Sriwedari.
Baca juga: Asal-usul Malam Selikuran, Tradisi Keraton Solo Sambut Lailatul Qadar
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII dan Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono memimpin langsung kirab ini.
Mereka diikuti seribuan peserta.
Adapun rombongan kirab ini terdiri dari putra-putri dalem, kerabat, para abdi dalem dan masyarakat. Mereka berjalan kaki menyusuri Jalan Slamet Riyadi sepanjang 3 kilometer.
Melansir Kompas.com, para peserta kirab membawa membawa lampion, lampu ting, dan jodang berisi makanan.
Peserta kirab membagi-bagikan makanan ini kepada warga sekitar.
Baca juga: Sakral, Begini Potret Kirab Malam Selikuran Ramadan Keraton Solo, Dipimpin Langsung PB XIII
Pengageng Sasana Wilapa Karaton Surakarta Hadiningrat, KPA H Dany Nur Adiningrat, menyampaikan seperti tahun-tahun sebelumnya setiap bulan Ramadhan keraton mengadakan kirab Malam Selikuran.
Kirab Malam Selikuran digelar untuk memperingati malam ke-21 Ramadhan dan memasuki malam Lailatul Qadar.
"Iring-iringannya utusan dalem membawa tumpeng sewu (1.000). Tumpeng sewu bermakna malam 1.000 bulan. Dan ting, cahaya itu seperti cahaya malam 1.000 bulan," kata Dany di Solo, Jawa Tengah, Kamis malam.
Adapun Kirab Malam Selikuran merupakan upacara adat keagamaan dibalut kebudayaan bertujuan mengingatkan masyarakat bahwa Lailatul Qadar turun di malam-malam ganjil.
"Jadi ini upacara keagamaan yang berbalut budaya untuk mengingatkan bahwa di malam-malam ganjil turun Lailatul Qadar atau malam 1.000 bulan," tambah dia.
Dany mengatakan, peserta kirab Malam Selikuran Keraton Solo diterima Wali Kota Solo Respati Ardi setibanya di Sriwedari.
"Ada pengajian juga untuk memperingati malam ke-21 atau malam ganjil," ujar dia.
(*)
30 Quotes Minggu Terakhir Ramadhan 2025, Bisa Jadi Status WA sebagai Pengingat Semangat Beribadah |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Tempat Bukber di Sukoharjo, Ada Menu Ayam Goreng Legendaris dan Seafood |
![]() |
---|
6 Rekomendasi Masjid di Solo Jateng untuk Itikaf Ramadhan 2025, Ada yang Sediakan Sahur Gratis |
![]() |
---|
Asal-usul Malam Selikuran, Tradisi Keraton Solo Sambut Lailatul Qadar |
![]() |
---|
Apa Itu Poso Beduk? Istilah Puasa Setengah Hari untuk Anak-anak di Solo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.