Sejarah Kota Solo
Mulai Ramai Pemudik, Ini Fakta Menarik tentang Terminal Tirtonadi Solo yang Beroperasi Sejak 1976
Sebelum adanya Terminal Tirtonadi, terdapat sebuah terminal kecil bernama Stanplat Hardjodaksino di daerah Gemblegan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Terminal Tirtonadi di Solo memiliki sejarah yang panjang dan menarik sejak pertama kali beroperasi pada 18 Juli 1976.
Sebagai salah satu fasilitas transportasi utama di Kota Solo, terminal ini telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang menjadikannya lebih dari sekadar tempat pemberhentian bus.
Kini, Terminal Tirtonadi bukan hanya sebagai pusat transportasi, tetapi juga sebagai ruang publik yang multifungsi dengan berbagai fasilitas modern.
Awal Berdirinya Terminal Tirtonadi
Sebelum adanya Terminal Tirtonadi, terdapat sebuah terminal kecil bernama Stanplat Hardjodaksino di daerah Gemblegan.
Terminal yang terbatas ini tidak mampu menampung jumlah penumpang dan kendaraan yang terus meningkat seiring dengan perkembangan kota.
Baca juga: Potret Puluhan Ribu Pemudik Lebaran Tiba di Terminal Tirtonadi Solo, Didominasi Warga Solo Raya
Oleh karena itu, pada tahun 1975, pemerintah kota memutuskan untuk memindahkan terminal ke lokasi yang lebih luas dan strategis di sebelah Taman Tirtonadi.
Pada 18 Juli 1976, terminal baru tersebut mulai beroperasi, menggantikan fungsi Stanplat Hardjodaksino.
Pada masa awal operasinya, terminal ini hanya melayani rute AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) dan AKAP (Angkutan Kota Antar Provinsi) dengan jumlah bus yang terbatas. Meskipun begitu, Terminal Tirtonadi mulai menjadi titik penting bagi mobilitas warga Solo.
Perkembangan dan Modernisasi
Terminal Tirtonadi terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1988, terminal ini diresmikan secara resmi dan mulai mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat.
Perkembangan yang signifikan terjadi pada tahun 1991, di mana dilakukan perluasan fasilitas untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang yang semakin meningkat.
Namun, perubahan besar terjadi antara tahun 2005 hingga 2012, ketika Joko Widodo menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Di bawah kepemimpinan Joko Widodo, Terminal Tirtonadi diperluas hampir dua kali lipat, mencapai luas total 5,5 hektar.
Perubahan ini bertujuan untuk menjadikan terminal ini lebih modern dan nyaman bagi pengguna.
Mengenal Sejarah Batik di Solo dan Berbagai Jenis Motifnya, Terkenal Berkualitas Bagus |
![]() |
---|
Alasan Mengapa Kota Surakarta juga Disebut Solo, Ada Pengaruh Penjajah Belanda |
![]() |
---|
Alasan Mayoritas Orang Solo Lebih Suka Makanan Manis daripada Pedas, Dianggap Simbol Kenikmatan |
![]() |
---|
Asal Muasal Dibangunnya Pasar Klewer, Namanya Klewer Gara-gara Dagangan Penjual yang Kleweran |
![]() |
---|
Sejarah Dibangunnya Masjid Agung Keraton Surakarta, Ada Alasan Mengapa Dekat Pasar Klewer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.