Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner di Klaten

Sejarah Legondo, Jajanan Tradisional Asal Barepan Klaten yang Cuma Ada di Malam 1 Suro

Setiap tahunnya, warga setempat dengan antusias mengolah Legondo untuk merayakan momen penting dalam kalender Jawa ini.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/Ibnu DT
KULINER KHAS KLATEN - Legondo makanan khas dari Dusun Sepi, Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Klaten 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Legondo adalah makanan tradisional yang diwariskan turun-temurun di Desa Barepan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Makanan ini hanya hadir sekali dalam setahun, bertepatan dengan peringatan 1 Muharram atau 1 Suro, yang menandai Tahun Baru Islam.

Setiap tahunnya, warga setempat dengan antusias mengolah Legondo untuk merayakan momen penting dalam kalender Jawa ini.

Baca juga: Sejarah Corobikang, Kue Tradisional yang Masih Mudah Dijumpai di Jawa Tengah Termasuk Solo

Pada tahun 2022, Legondo bahkan diakui sebagai salah satu dari 18 potensi budaya milik Kabupaten Klaten yang menerima Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam kategori pengetahuan tradisional. 

Pengakuan ini menambah makna penting Legondo sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal yang patut dilestarikan.

Makna Filosofis Legondo

Nama Legondo sendiri memiliki makna yang dalam. Menurut Sudarso, seorang warga berusia 80 tahun yang diwawancarai oleh TribunSolo.com, Legondo merupakan singkatan dari lego ing dodo, yang dalam bahasa Jawa berarti "kelegaan di dada".

Makanan ini bukan hanya sekadar hidangan, tetapi sarat dengan filosofi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

Legondo terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dan paturan kelapa, memberikan rasa yang gurih dan lezat.

Keunikan lain dari Legondo adalah cara pembungkusannya yang menggunakan janur (daun kelapa muda), sama seperti yang digunakan untuk membuat ketupat. Proses pembungkusan ini juga memiliki makna filosofis tersendiri.

Baca juga: Jajanan Khas Solo Ledre Laweyan Ada Toping Pisang, Cokelat dan Keju, Bisa Awet Berapa Hari?

Menurut Sudarso, beras ketan yang lengket ini melambangkan kesatuan yang erat, sebuah pengingat untuk selalu mengingat dan mengikuti perintah Allah.

 Janur, yang terdiri dari dua kata yakni "jan" yang berarti sejati dan "nur" yang berarti cahaya, melambangkan pencarian manusia akan cahaya sebagai pedoman hidup.

Sedangkan tali ikat yang terbuat dari bambu, yang dikenal dengan nama pupus, mengandung makna bahwa dalam hidup, jika seseorang sudah sampai pada tujuannya, segala kesulitan akan selesai, atau dalam bahasa Jawa "pitu pupus" yang berarti tujuh putus.

Tradisi yang Terus Dilestarikan

Legondo tidak hanya menjadi makanan yang diolah setiap tahun, tetapi juga merupakan simbol kebersamaan dan kekayaan budaya yang dijaga oleh masyarakat Barepan.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved