Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pendaki Hilang di Merbabu

Lokasi Penemuan Pendaki Hilang di Gunung Merbabu Berjarak 80 Meter, Muncul Dugaan Terhempas Badai

Jatuhnya Sugeng ke Jurang ada dugaan lantaran terhempas badai. Namun, masih dicari penyebab pasti soal ini.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tribun Solo / Tri Widodo
FOTO PENDAKI HILANG. Tim SAR gabungan melakukan pencarian survivor dari basecamp Timboa, Kecamatan Gladagsari, Selasa (22/4/2025). Awalnya, pendaki bernama Sugeng berpamitan ke isteri untuk berkemah di gunung Merbabu via Timboa pada Jumat pagi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Sugeng Parwoto (50), pendaki gunung Merbabu yang hilang, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis, 24 April 2025.

Ia ditemukan di sebuah tebing curam di antara Pos 4 dan Pos 5 Gunung Merbabu.

Sugeng, warga Krajan RT 4 RW 4 Tlogorejo, Temanggung, ditemukan di sebuah jurang sedalam sekitar 45 meter dengan kemiringan 80 derajat.

Lokasi penemuan korban ini, menurut Kepala Posko Operasi SAR Gabungan Basecamp Timboa, Tri Puji Sugiharto, berjarak sekitar 80 meter dari lokasi flying camp korban yang berada di Pos 5.

Korban ditemukan dalam kondisi separuh tubuh terlilit tenda. Pihak tim SAR gabungan tidak dapat memastikan penyebab terjatuhnya korban ke jurang tersebut, apakah karena terhempas badai atau faktor lainnya.

PROSES PENCARIAN. Tim SAR gabungan melakukan pencarian survivor dari basecamp Timboa, Kecamatan Gladagsari, Selasa (22/4/2025). Sugeng Parwoto (50) pendaki asal Dukuh Krajan, RT 4, RW 4, Desa  Tlogorejo, Temanggung mendaki gunung Merbabu sendiri dari jalur Timboa, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali.
PROSES PENCARIAN. Tim SAR gabungan melakukan pencarian survivor dari basecamp Timboa, Kecamatan Gladagsari, Selasa (22/4/2025). Sugeng Parwoto (50) pendaki asal Dukuh Krajan, RT 4, RW 4, Desa Tlogorejo, Temanggung mendaki gunung Merbabu sendiri dari jalur Timboa, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. (Tribun Solo / Tri Widodo)

"Kami belum bisa mengidentifikasi penyebab korban terjatuh. Intinya, ranah kami adalah menemukan korban," ujar Tri Puji.

Dari keterangan tujuh pendaki lainnya yang bertemu dengan Sugeng di Pos 5, korban tidak terlihat saat badai terjadi. Sugeng mulai mendaki Gunung Merbabu melalui jalur Timboa pada Jumat, 18 April 2025, setelah salat Jumat.

Baca juga: Tragisnya Akhir Pendakian Sugeng Parwoto: Naik dari Boyolali, Ditemukan Meninggal di Jurang Merbabu

Ia tiba di Pos 5 sekitar pukul 21.30 WIB dalam keadaan basah kuyup.

"Pak Sugeng sampai di Pos 5 dalam keadaan basah kuyup. Kemudian, tujuh pendaki itu membantu mendirikan tenda dan membuatkan api unggun," kata Tri Puji.

Setelah itu, mereka makan malam, namun Sugeng menolak bergabung dan memilih makan di dalam tenda sendirian.

Beberapa saat kemudian, enam dari tujuh pendaki tersebut masuk ke dalam tenda untuk tidur, sementara satu pendaki masih terjaga hingga pukul 24.00 WIB.

Badai yang terjadi pada Sabtu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB memaksa rombongan tujuh pendaki terbangun.

"Selanjutnya, mereka mengkonfirmasi bahwa Pak Sugeng tidak ada di lokasi flying camp," pungkasnya.

Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti peristiwa tersebut.

Dalam rangka penyelidikan, pihaknya juga akan melakukan otopsi terhadap jenazah korban.

"Untuk mengetahui kepastian penyebab kematian korban," tambah Kapolres Rosyid. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved