Hari Raya Waisak
Hari Raya Waisak di Klaten, Umat Budha Lakukan Ritual San Bu Yi Bai di Candi Sojiwan
Umat Budha melakukan rangkaian ritual San Bu Yi Bay. Mereka melakukan sebelum mata hari terbit.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.com, KLATEN - Ribuan umat Budha dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti rangkaian ritual San Bu Yi Bay atau 3 langkah Namaskara dalam perayaan hari raya Waisak 2569 BE/2025 di Candi Sojiwan yang berada di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten pada Senin (11/5/2025).
Umat Budha melakukan ritual tersebut, terdiri dari 3 langkah yang diselingi dengan sujud dan berdoa.
Ritual ini dilakukan dengan berjalan, dari parkiran hingga berakhir di depan Candi yang berjarak sekitar 1 km.
Sekjen Sangha Mahayana Indonesia, Bhiksu Sakya Sugata Sthavira mengatakan kegiatan ini dilaksanakan sebelum matahari terbit.
"Kepala yang tinggi ini adalah simbol keangkuhan, kesombongan dan ego. Ketika kita bersujud Namaskara ke menyentuh kepala ini ke bumi, kita harus bersyukur dan kemudian kita membuka diri kita untuk minta berkah dan menyalurkan ke alam-alam yang menderita di bawah sana," ujarnya memaparkan makna ritual tersebut.
dilanjut dengan memohon berkah, daripada sama-sama Budha dan para dewa guru suci.
Baca juga: Potret Ritual San Bu Yi Bai Umat Budha di Candi Sojiwan Klaten, Peringati Hari Raya Waisak
Kemudian para umat kembali bangkit.
Tiga langkah, dijelaskan adalah langkah pertama Budha, langkah kedua Dharma, langkah ketiga Sangha, lalu kita bersujud.
"Jadi kita bersujud pada kesempurnaan itu sendiri, bersujud pada ajaran dan bersujud pada ulama pemuka (Budha). Bahwa kita sendiri pasti bisa menjadi sama-sama Budha," jelasnya.
Salah satu umat yang mengikuti ritual di Candi Sojiwan, Aris Bayu (43) asal Kediri mengatakan bila ia telah mengikuti kegiatan ibadah di Candi Sojiwan lebih dari satu kali.
"Saya ikut 4 kali ini disini," ujar Aris.
Dikatakan bila pihaknya diundang, oleh sebabnya dirinya mengikuti saja undangan tersebut.
Dari Kediri, ia berangkat bersama rombongan dengan naik bus bersama 221 umat yang lain.
Mereka sendiri memakai baju adat Jawa, dalam ritual yang berlangsung.
"Kita khusus dari Kediri menunjukkan Kediri, ya kita pakai adat Jawa," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.