Klaten Bersinar
Waspada DBD di Musim Pancaroba, Pemkab Klaten Imbau Warga Tak Anggap Remeh Nyamuk Aedes
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Klaten mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang meningkat selama musim pancaroba.
Melalui unggahan di akun Instagram resmi @kominfo.klaten, masyarakat diimbau untuk tidak menganggap remeh nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab utama penyebaran DBD.
“Nyamuk kecil, dampak besar. Jangan anggap remeh DBD!” tulis Kominfo Klaten dalam keterangan unggahan tersebut.
Dalam unggahan tersebut dijelaskan bahwa nyamuk Aedes aegypti menularkan virus dengue melalui gigitan.
Gejala awal yang umum muncul antara lain demam tinggi hingga 39°C yang berlangsung selama 2–7 hari, disertai nyeri kepala, menggigil, nyeri otot dan tulang, ruam kemerahan, serta mual dan muntah.
Masyarakat juga diingatkan agar segera memeriksakan suhu tubuh menggunakan termometer dan tidak menunda berobat apabila mengalami gejala DBD.
Pengobatan awal dapat dilakukan dengan banyak mengonsumsi cairan, beristirahat total, dan melakukan kompres untuk mengatasi demam.
Kominfo Klaten juga menyarankan langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghindari adanya genangan air, serta melakukan fogging dan menggunakan obat nyamuk secara rutin.
Baca juga: Klaten Hasilkan 67 Persen Sampah Organik, DLH: Kalau Diolah, TPA Troketon Bisa Bertahan 3 Tahun Lagi
“Jangan tunggu sampai terlambat. Bersihkan lingkungan, hilangkan genangan air, dan jaga kesehatan keluarga!” tulis unggahan itu sebagai pesan penutup.
Unggahan ini menjadi bentuk ajakan aktif pemerintah kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarga, khususnya saat musim hujan dan pancaroba yang rawan penyebaran DBD.
Tercatat hingga minggu ke-18 tahun 2025 terjadi 288 kasus dengan 3 kematian. Jika dibandingkan dengan Minggu ke 18 tahun tahun sebelumnya tercatat 477 kasus 23 kematian. Angka tersebut menunjukkan penurunan kasus dan kematian di tahun 2025.
Meski begitu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten Anggit Budiarto meminta masyarakat tetap waspada.
Disisi lain ia juga mengingatkan, khususnya para orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD), khususnya bagi anak-anak yang lebih rentan terpapar.
Dalam keterangannya kepada TribunSolo.com, Anggit menyampaikan bahwa nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD, memiliki pola aktif menggigit pada jam-jam tertentu yang justru bertepatan dengan waktu istirahat anak.
“Orang tua harus tahu, pola nyamuk DBD itu aktif menggigit sekitar pukul 10 pagi sampai jam 3 sore. Biasanya anak-anak tidur siang di waktu-waktu itu,” kata Anggit.
Ia mengingatkan agar orang tua memperhatikan kondisi kamar anak, memastikan ventilasi tertutup dengan baik.
Tak kalah penting, Anggit juga menekankan agar tidak mengabaikan gejala panas tinggi yang dialami anak.
“Kalau anak panas dua hari, langsung dibawa ke fasilitas kesehatan. Apapun penyebabnya, jangan menunggu, harus segera,” ujarnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/DBD-Ilustrasi-Klaten.jpg)