Klaten Bersinar

Mas Bupati Hamenang Tinjau Khitanan Massal Gratis Baznas Klaten, Puji Tingginya Antusiasme Warga

TRIBUNSOLO.COM/Ibnu DT
KHITAN MASSAL - Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo meninjau pelaksanaan khitanan massal gratis bagi anak-anak di wilayah Klaten yang digelar oleh Baznas Klaten, di Komplek Masjid Raya Klaten, pada Rabu (25/6/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo bersama Wakil Bupati (Wabup) Benny Indra Ardhianto meninjau langsung pelaksanaan khitanan massal gratis yang digelar oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Klaten, Rabu (25/6/2025).

Acara bertajuk “Baznas Khitanan” ini berlangsung sejak pukul 07.00 WIB di Komplek Masjid Raya Klaten. 

Mengusung semangat cahaya zakat, program ini menjadi bentuk nyata pemanfaatan zakat untuk membantu masyarakat, khususnya para mustahik, sekaligus menjadi momen berbagi kebahagiaan di masa libur sekolah.

Baca juga: Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, Bantu Usulkan Penambahan Kelas Jauh Tingkat SMA di Kemalang

Tahun ini, sebanyak 220 anak mengikuti khitanan massal tersebut.

Tak hanya mendapatkan layanan sunat gratis, peserta juga memperoleh berbagai fasilitas seperti baju koko, sarung, peci, obat-obatan pasca khitan, serta uang saku.

Program ini merupakan komitmen Baznas Klaten dalam menghadirkan layanan sosial berbasis keagamaan yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. 

Hamenang beri wejangan anak-anak peserta khitanan massa
KHITANAN MASSAL - Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo memberikan nasehat untuk anak-anak peserta khitanan massal gratis yang digelar oleh Baznas Klaten, di Komplek Masjid Raya Klaten, pada Rabu (25/6/2025).

Dengan layanan gratis dan fasilitas lengkap, kegiatan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga serta memberi pengalaman positif bagi para peserta.

Untuk pelaksanaan teknis, Baznas Klaten bekerja sama dengan tiga rumah sakit, yaitu RSUD Bagas Waras, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, dan RS Islam Klaten.

Usai memberikan bingkisan simbolis kepada peserta, Bupati dan Wabup Klaten meninjau langsung proses khitanan di setiap ruangan.

Mereka juga menyempatkan berdialog dengan para orang tua serta anak-anak peserta khitan.

Baca juga: Estafet Kirab Bangga Kencana di Klaten, Wabup Benny: Memotivasi Masyarakat Wujudkan Keluarga Sehat!

Khusus kepada anak-anak, Bupati Hamenang memberikan dukungan moril agar tidak takut menjalani proses khitan.

"Alhamdulillah di tahun ini peminatnya luar biasa, yang awalnya kuotanya 200, ini yang daftar lebih dari 200 dan Alhamdulillah semua tetap dilayani," ujar Bupati Hamenang saat diwawancarai awak media usai meninjau kegiatan.

"Ini kegiatan yang luar biasa, kami berterima kasih kepada Baznas Klaten."

Melihat tingginya antusiasme masyarakat, Bupati Hamenang berencana untuk menambah kuota peserta pada pelaksanaan selanjutnya, bahkan hingga tiga kali lipat.

"Nanti yang di bulan Desember, pemerintah daerah akan gandeng stakeholder yang ada di Klaten. Harapannya bisa dua sampai tiga kali lipat dari kegiatan ini, sehingga nanti ke depan, warga masyarakat yang putranya membutuhkan khitanan dan keluarganya mungkin tidak mampu bisa kita bantu bersama-sama," ungkapnya.

"Hari ini 220 nggih, ya berarti minimal ke depan 500 sampai 600 peserta," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mas Bupati juga memberikan nasihat kepada para peserta khitanan.

"Pertama tentu setelah nanti selesai khitan, kan berarti sudah resmi akil baligh seperti yang disampaikan Pak Kiai tadi. Anak-anak harus lebih rajin beribadah, salat lima waktu tepat waktu," tuturnya.

"Di sisi lain juga harus selalu belajar dengan rajin agar cita-citanya bisa tercapai dan tidak kalah pentingnya tetap harus berbakti kepada orang tua," pungkasnya.

Baca juga: Langkah Nyata Bupati Klaten Hamenang Tangani Kenakalan Remaja, Geber Forkopimda Goes To School

Sementara itu, salah satu peserta Ali Fardhan Al Aziz (11) mengaku memiliki motivasi tersendiri untuk ikuti khitanan massal tersebut. 

Siswa kelas 6 itu mengaku sakit dan sempat merasa takut saat proses khitan, namun kedua perasaan itu terkalahkan oleh motivasi. 

"Sakit, takut, tapi ternyata setelah dipotong enggak terasa sakit sama sekali," ungkapnya. 

"(Berani) khitan karena temen-temen udah dikhitan, jadi pengen dikhitan juga," imbuh siswa yang tinggal di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten itu. 

(*)