Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sragen

Asal-usul Waduk Bayut di Sragen : Dibangun di Zaman Belanda & Ada Makam Kuno, Kini Dinamakan Gebyar

Hingga saat ini, Waduk Gebyar atau Waduk Bayut memainkan peran vital dalam memenuhi kebutuhan irigasi pertanian di Sragen.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
SEJARAH WADUK SRAGEN - Waduk Gebyar, di Desa Jambeyan, Kemacatam Sambirejo, Kabupaten Sragen berlatar belakang Gunung Lawu, Jumat (12/7/2024). Begini asal-usul Waduk Gebyar yang dulu dinamanakan Waduk Bayut. 

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dikenal dengan beberapa destinasi wisata yang menyajikan keindahan alam.

Di Sragen, terdapat sebuah waduk yang menyimpan sejarah panjang dan nilai kultural yang mendalam, yakni Waduk Gebyar yang terletak di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo.

Waduk ini dulunya dikenal dengan nama Waduk Bayut, merujuk pada lokasi awalnya di Dukuh Mbayut, serta kisah leluhur yang menjadi cikal bakal penamaan tersebut.

Baca juga: Asal-usul Makam Kukun di Jaten Karanganyar, Ada Mitos Kawin Gencet yang Terkenal

Asal-usul Nama Waduk Bayut

Menurut penuturan warga setempat, Sugiyono, Waduk Bayut bukan hanya dinamai berdasarkan lokasi geografisnya, tetapi juga untuk menghormati sosok yang diyakini sebagai penghuni pertama wilayah itu—yang disebut masyarakat dengan sebutan "Mbah Buyut" atau “Mbah Bayut”.

“Kenapa disebut Waduk Bayut, karena itu salah satunya adalah di situ area pemakaman Mbah Buyut, mbah yang awalnya mendiami lokasi itu,” terang Sugiyono.

Waduk ini menyimpan jejak sejarah panjang karena dibangun setelah Agresi Militer Belanda II, sekitar tahun 1948, dan proses pembangunannya berlangsung secara bertahap hingga rampung pada tahun 1955.

Sebelum menjadi waduk, kawasan tersebut merupakan lahan persawahan yang subur.

Baca juga: Asal-usul Grojogan Sewu di Tawangmangu Karanganyar, Ada Mitos Kreteg Pegat dan Siluman Kera

Tak jauh dari waduk, terdapat makam kuno yang dipercaya merupakan tempat peristirahatan pertama para pendatang awal, yang menurut cerita masyarakat berasal dari Wonogiri.

Seiring waktu, nama Waduk Bayut pun berubah menjadi Waduk Gebyar.

Pergantian nama ini didasarkan pada lokasi sumber air utama yang mengalir ke waduk, yaitu dari Dukuh Segebyar di Desa Lempong, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.

“Gebyar itu karena input airnya dari Dukuh Segebyar, masuk Desa Lempong. Jaraknya tidak jauh, hanya sekitar 500 meter dari sungai yang ada di sana,” jelas Sugiyono.

Hingga saat ini, Waduk Gebyar memainkan peran vital dalam memenuhi kebutuhan irigasi pertanian di Sragen.

Air dari waduk ini dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian di 9 desa yang tersebar di Kecamatan Sambirejo dan Gondang.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved