Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ijazah Jokowi Digugat

Jokowi Hadiri Reuni UGM di Tengah Polemik Ijazah, Roy Suryo Ungkap Keanehan : 99,9 Persen Palsu

Kehadiran Jokowi di tengah suasana kekeluargaan reuni itu mendapat komentar pedas dari pakar telematika Roy Suryo yang memberikan tanggapan kritis.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono

Namun, Roy Suryo kemudian mengungkapkan awal mula kekecewaannya terhadap Jokowi.

Dia mengaku bahwa setelah mobil ESEMKA menjadi sorotan nasional, Jokowi justru meninggalkan proyek tersebut, padahal sudah mendapat perhatian besar dari publik dan media.

“Saya kaget, Mas. Begitu selesai ya udah ditinggal gitu aja oleh Pak Jokowi. Kan repot, publikasinya sudah gencar, sampai ada berita nasional pemesanan 6.000 unit” beber Roy.

Baca juga: Kuasa Hukum Jokowi Sebut Gugatan M Taufiq soal Ijazah Palsu Salah Alamat, Harusnya Gugur Sejak Lama

Roy Suryo mengaku semakin kecewa melihat nasib para siswa dan anak-anak muda yang terlibat dalam proyek tersebut.

Padahal para siswa sudah menaruh harapan besar untuk bisa memproduksi mobil rakyat.

"Tapi ternyata zonk kan?" ucap Roy.

Dia mengaku saat itu menyimpulkan ESEMKA hanya digunakan Jokowi sebagai kendaraan politik maju Pilgub DKI Jakarta.

“Memang top,” ungkap Roy.

Baca juga: Teman Kuliah Sebut Hasto Dua Kali Tolak Tawaran Jadi Menteri Jokowi : Mensesneg dan Menkominfo

Roy Suryo mengaku jika Jokowi memiliki kemampuan luar biasa dalam membentuk citra dan memainkan peran sebagai tokoh yang dekat dengan rakyat.

“Saya akui, ya, yang namanya Joko Widodo itu pandai betul untuk memainkan tokoh itu pintar,” ujar Roy.

Roy Suryo mengatakan saat itu Jokowi saat itu sempat berkonsultasi dengannya mengenai membangun narasi sebagai sosok di balik mobil ESEMKA.

Bahkan kata dia, foto dan pemberitaan Jokowi saat mandikan mobil Esemka pakai air kembang sempat viral di media sosial pada 2012.

Sosok Roy Suryo

Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo, atau yang lebih dikenal dengan Roy Suryo, lahir di Yogyakarta pada 18 Juli 1968.

Dia menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM), mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.

Sebelum terjun ke dunia politik, Roy dikenal luas sebagai pakar telematika dan kerap menjadi narasumber di berbagai media nasional dalam bidang teknologi informasi, fotografi, dan multimedia.

Ia juga sempat mengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) dan menjadi pengajar tamu di Program D3 Komunikasi UGM.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved