Kisah Unik Yoyok Riyo Sudibyo, Intel TNI Banting Setir Jadi Pengusaha Gegara Keasyikan Berdagang
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi NasDem, Yoyok Riyo Sudibyo, punya perjalanan hidup yang tak biasa.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi NasDem, Yoyok Riyo Sudibyo, punya perjalanan hidup yang tak biasa.
Sebelum menjadi wakil rakyat, pria kelahiran Batang ini memulai karier sebagai prajurit TNI Angkatan Darat.
Yoyok merupakan alumni Akademi Militer (AKMIL), menyelesaikan pendidikan pada tahun 1994.
Ia menggeluti karier militer hingga memutuskan pensiun dini pada 2006 di pangkat Mayor TNI AD, bertugas di Arhanud, Komando Intel, hingga BIN di Papua.
Setelah pensiun, ia terjun ke dunia usaha: memimpin PT Smile Papua dan PT Papua Maju Sejahtera, serta membangun bisnis garmen yang berkembang hingga memiliki sekitar 60 toko di Batang dan Papua.
Baca juga: Di Solo, eks Bupati Batang Ini Ungkap Pernah Tolak Permintaan Jokowi Bagi-bagi Sembako di Alas Roban
Cita-cita masa kecilnya sederhana: ingin menjadi tentara setelah melihat film-film perjuangan di kampung halamannya yang jauh dari kemewahan.
“Saya besar di kampung paling ujung Kabupaten Batang, listrik saja belum ada saat saya SMP,” kenangnya, dalam podcast bersama TribunSolo, Jumat (25/7/2025).
Ia masuk TNI pada tahun 1991 dan bertugas sebagai intel di berbagai wilayah, termasuk di Jakarta dan Papua.
Sebagai perwira muda, Yoyok bahkan pernah menjadi Komandan Koramil (Danramil) termuda di masanya, tepatnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Namun, titik balik hidupnya terjadi ketika ditugaskan di Jayawijaya, Papua.
Di sana dia didapuk menjadi Komandan Satgas Badan Intelijen Negara (BIN).
Dalam penyamaran sebagai pedagang, ia justru menemukan gairah baru, yakni berdagang.
“KTP saya diganti jadi pedagang, saya dagang beneran waktu itu,” kata Yoyok.

Awalnya hanya menjual barang kebutuhan harian, namun usahanya berkembang pesat hingga punya 63 toko di berbagai kota/kabupaten di Papua.
Modal awalnya pun penuh perjuangan.
“Saya jual mobil peninggalan Danramil. Hasilnya 44 juta, itu jadi modal pertama,” katanya.
Kesuksesan berdagang membuatnya memutuskan mengajukan pensiun dini dari TNI pada 2006-2007.
“Saya sudah capek tarik-ulur. Karyawan saya sudah seribu lebih, masa saya masih dinas?” ungkapnya.
Keputusannya sempat ditentang, bahkan oleh sang ibunda. “Ibu sampai bilang, ‘Ngapain saya sekolahkan kamu kalau akhirnya keluar dari TNI?’ Tapi saya sudah mantap,” jelasnya.
Yang menarik, Yoyok mengaku tidak pernah menyeleksi karyawannya berdasarkan ijazah. Banyak di antaranya yatim piatu, bahkan ada yang berkebutuhan khusus.
“Ada yang berkebutuhan khusus, bisa jadi manajer area. Saya percaya mereka punya potensi,” ungkapnya.
Dari tentara menjadi pedagang, dan kini menjadi legislator di Senayan, Yoyok punya satu prinsip yang terus ia pegang: jangan merasa paling hebat sendiri.
“Kalau merasa berbeda sendiri, ya nggak akan jalan. Harus kompak dan punya keberanian ambil keputusan,” tutupnya.
(*)
Ongkos Tunjangan Perumahan Legislatif Solo Tak Naik, Ketua DPRD : Kami Beda Jauh dari DPR RI |
![]() |
---|
Dukung Industri Nasional, PLN Beri Layanan Andal di KEK Industropolis Batang pada Harpelnas 2025 |
![]() |
---|
Viral Gaji dan Tunjangan DPR Lebih Rp100 Juta per Bulan, Begini Perbandingannya dengan UMR Boyolali |
![]() |
---|
Dies Natalis ke-23 Politeknik Indonusa : Diwarnai Orasi Wakil Wali Kota Solo, Ucapan Ketua DPR RI |
![]() |
---|
SOSOK Juliyatmono Mantan Bupati Karanganyar yang Jadi Saksi Korupsi Masjid Agung KRA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.