Pemakaman Warga Obesitas di Solo

Viral Damkar Solo Bantu Pemakaman Warga Berbobot 208 Kg, Terungkap Almarhumah Derita Sesak Napas

Bobot tubuh almarhumah yang mencapai 208 kilogram membuat proses evakuasi dan pemakaman memerlukan tenaga dan teknik khusus.

|
Istimewa
BANTUAN DAMKAR - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Solo ikut membantu proses pemakaman warga Jebres berbobot 208 kilogram, Kamis (31/7/2025) siang kemarin. Dinas Damkar menggunakan alat bantu seperti vertical rescue untuk menurunkan jenazah ke liang lahat. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Warga asal Kecamatan Jebres, Kota Solo, H (37), meninggal dunia usai mengalami sesak napas.

Diketahui, almarhumah memiliki riwayat penyakit obesitas dan asam lambung yang turut memperburuk kondisinya.

Meninggalnya H menjadi sorotan publik setelah prosesi pemakamannya melibatkan 10 petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Solo, Kamis (31/7/2025).

Petugas Damkar bahkan menggunakan alat vertical rescue untuk membantu menurunkan jenazah ke liang lahat.

Bukan tanpa alasan, bobot tubuh almarhumah yang mencapai 208 kilogram membuat proses evakuasi dan pemakaman memerlukan tenaga dan teknik khusus.

"Jadi sebelumnya kan yang meninggal ini pada hari Selasa (29/7/2025) malam bermula dari permintaan warga untuk evakuasi di daerah Jagalan. Kemudian teman-teman yang bertugas langsung menindaklanjuti, ternyata sampai lokasi ternyata yang butuh bantuan adalah yang obesitas tersebut," ujar Analis Dinas Damkar Kota Solo, Antonius Satria, kepada TribunSolo.com, Jumat (1/8/2025).

BANTUAN DAMKAR - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Solo ikut membantu proses pemakaman warga Jagalan berbobot 208 kilogram, Kamis (31/7/2025) siang kemarin. Dinas Damkar menggunakan alat bantu seperti vertical rescue untuk menurunkan jenazah ke liang lahat.
BANTUAN DAMKAR - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Solo ikut membantu proses pemakaman warga Jebres berbobot 208 kilogram, Kamis (31/7/2025) siang kemarin. Dinas Damkar menggunakan alat bantu seperti vertical rescue untuk menurunkan jenazah ke liang lahat. (Istimewa)

Sebelum meninggal, H sempat mengeluh sesak napas ketika berada di kamar lantai dua rumahnya.

Keluarga pun segera meminta bantuan Damkar untuk evakuasi ke rumah sakit.

"Korban sudah sesak napas dan kemudian dievakuasi untuk dibawa ke Rumah Sakit JIH. Jadi memang kalau evakuasinya sendiri memang cukup lama karena dengan berat 208 kg ini teman-teman berkolaborasi dengan BPBD, Linmas dan warga setempat. Kemudian sudah dibawa sampai di rumah sakit JIH," lanjut Satria.

Namun, nyawa H tak tertolong.

Keesokan harinya, keluarga mengabarkan kepada petugas bahwa H telah meninggal dunia.

"Terus Rabu sorenya, teman-teman mendapat kabar dari keluarga bahwa yang kemarin dievakuasi meninggal dunia," katanya.

Kondisi kesehatan H, yang sejak kecil mengalami obesitas, semakin diperparah oleh penyakit asam lambung yang dideritanya.

Saat dievakuasi, keluhan sesak napas yang dirasakan H diduga berhubungan dengan kedua kondisi tersebut.

"Jadi dari dulu memang obesitas, dan kemarin petugas juga sempat bicara dengan keluarga ternyata memang punya riwayat Asam Lambung," ungkap Satria.

Pada hari pemakaman, Kamis (31/7/2025), petugas kembali diminta bantuan oleh warga untuk membantu memindahkan jenazah hingga ke liang lahat.

Selain karena berat jenazah, ukuran peti yang jumbo—sekitar 2,5 kali ukuran normal—juga menambah tantangan di lapangan.

"Karena peti ini jumbo dan hampir 3 kali lipat. Kita sempat ukur ulang, ternyata peti tidak bisa masuk. Kemudian diputuskan jenazah dikeluarkan dari peti dan petugas menggunakan tandu yang bentuknya seperti plat tapi lentur untuk menurunkan jenazah ke liang lahat," jelasnya.

Meski proses pemakaman berjalan lancar, kisah H menyisakan pelajaran penting tentang risiko medis yang menyertai obesitas dan komplikasi penyakit lain seperti asam lambung.

Apa Itu Vertical Rescue?

Vertical rescue atau penyelamatan vertikal menjadi salah satu teknik vital dalam operasi evakuasi korban di medan ekstrem seperti tebing, jurang, gedung tinggi, hingga ruang sempit dan dalam.

Teknik ini kini semakin dikenal luas, tidak hanya di kalangan profesional penyelamat, tetapi juga di komunitas pencinta alam dan mahasiswa pencinta alam (Mapala).

Vertical rescue merupakan metode penyelamatan menggunakan sistem tali dan alat-alat khusus untuk menjangkau serta mengevakuasi korban dari ketinggian atau kedalaman yang tidak bisa dijangkau secara horizontal.

Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan keterampilan tinggi, kerja tim yang solid, serta peralatan keselamatan yang memadai.

Beberapa peralatan utama yang digunakan dalam vertical rescue antara lain tali statis, harness, carabiner, ascender, descender, helm pelindung, serta sistem anchor atau titik jangkar sebagai penopang utama tali.

Teknik ini biasa digunakan dalam berbagai situasi darurat, seperti evakuasi korban kecelakaan pendakian gunung, penyelamatan pekerja bangunan yang terjatuh di lift shaft, hingga evakuasi warga terdampak longsor atau bencana alam di daerah terpencil.

Di Indonesia, pelatihan vertical rescue secara rutin digelar oleh sejumlah lembaga seperti Basarnas, PMI, Dinas Pemadam Kebakaran, komunitas SAR independen, serta organisasi Mapala di berbagai perguruan tinggi.

Cara Menghubungi Pemadam Kebakaran Jika Terjadi Kejadian Darurat

Masyarakat diminta sigap dan mengetahui cara menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) jika terjadi situasi darurat, seperti kebakaran, penyelamatan binatang liar, hingga evakuasi orang yang terjebak di tempat berbahaya.

Petugas Damkar tidak hanya bertugas memadamkan api, tetapi juga melayani berbagai tindakan penyelamatan, termasuk evakuasi ular, sarang tawon, hingga membuka pintu rumah yang terkunci dengan aman.

Berikut ini panduan resmi cara menghubungi petugas Damkar:

1. Hubungi Nomor Darurat

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi nomor darurat 113.

Nomor ini berlaku di banyak daerah sebagai jalur cepat menghubungi Damkar.

Jika tidak terhubung, warga dapat menggunakan nomor khusus pemadam kebakaran di wilayah masing-masing.

2. Sampaikan Informasi Lengkap

Petugas akan lebih cepat merespons jika pelapor menyampaikan informasi secara singkat dan jelas. Adapun informasi yang perlu disampaikan meliputi:

Jenis kejadian: kebakaran, evakuasi ular, atau lainnya

Alamat lengkap lokasi kejadian: nama jalan, RT/RW, kelurahan

Situasi terkini: ukuran api, kepanikan warga, jumlah korban (jika ada)

Identitas pelapor dan nomor yang bisa dihubungi

3. Bantu Akses Lokasi

Setelah melapor, pastikan akses menuju lokasi tidak terhalang.

Warga diimbau membuka pagar rumah, memindahkan kendaraan di jalan sempit, serta menyalakan lampu penerangan jika terjadi pada malam hari.

Bila memungkinkan, pelapor juga disarankan menunggu di depan gang atau jalan untuk memberikan arahan langsung kepada petugas Damkar.

4. Damkar Siap Melayani Tugas Non-Kebakaran

Tak hanya soal kebakaran, Damkar juga menerima laporan lain seperti:

  • Ular masuk rumah
  • Sarang tawon di pemukiman
  • Anak kecil terkunci dalam kamar atau mobil
  • Orang jatuh ke dalam sumur atau atap rumah

Semua laporan tersebut dapat disampaikan melalui nomor yang sama, yakni 113 atau nomor Damkar di masing-masing daerah.

Daftar Nomor Damkar di Soloraya : 

Damkar Karanganyar : (0271) 495113

Damkar Sukoharjo : (0271) 593113

Damkar Sragen : (0271) 891113

Damkar Boyolali : (0276) 321313

Damkar Klaten : (0272) 324113

Damkar Solo : (0271) 710900

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved